PADANG - Aktivitas vulkanologi Gunung Marapi di Sumatra Barat (Sumbar), terus meningkat. Rabu (11/1/2023) pagi sekitar pukul 08.25 WIB, ketinggian semburan abu dari puncak gunung tersebut mencapai 800 meter.

Dikutip dari Viva.co.id, Petugas Pos Pengamatan Gunung Marapi, Ahmad Rifandi, mengatakan, erupsi yang terjadi pagi tadi, terekam sebagai erupsi terbesar sejak Sabtu, 7 Januari 2023. Sejak Sabtu, total tercatat sudah 111 kali Marapi mengalami erupsi.

"Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 800 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan tenggara. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 8 mm dan durasi sementara ini sekitar 2 menit lebih," kata Ahmad Rifandi.

Sambung Ahmad, erupsi kali ini terekam ketika pihaknya masih membuat laporan tentang aktivitas vulkanologi Marapi.

Meski demikian, menurut Ahmad status Marapi masih berada di level II atau waspada dengan rekomendasi yang masih sama, yakni, masyarakat disekitar  Marapi dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan melakukan pendakian dan mendekati radius 3 kilometer dari kawah atau puncak Marapi.

Siapkan Puluhan Ribu Masker

Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, mulai menyiapkan puluhan ribu masker yang akan didistribusikan kepada masyarakat di zona merah Gunung Marapi menyusul terjadinya peningkatan aktivitas vulkanologi.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar, Rumainur, menyebutkan, masker disiapkan sebagai salah satu bentuk antisipasi menghadapi kemungkinan terburuk.

BPBD Tanah Datar, sebelumnya juga sudah mengajukan permintaan tambahan masker dengan jumlah mencapai 20 ribu.

"Sudah, permintaan masker dari BPBD Tanah Datar sudah diajukan ke Provinsi. Jumlahnya 20 ribu. Hanya saja, apabila memang nanti dibutuhkan, yang akan kita distribusikan tentu tidak sebanyak permintaan. Karena, ketersediaan masker kita juga terbatas. Kita belum melakukan pengadaan masker," kata Rumainur, Selasa.

Selain masker, kata Rumainur, permintaan untuk tenda dan perlengkapan lainnya juga sudah diajukan ke BPBD. Sama dengan masker, hanya akan didistribusikan apabila benar-benar dibutuhkan.

"Khusus untuk tenda dan pelerlengkapan penunjang lainnya, akan ditempatkan di titik-titik yang memang dibutuhkan. Di distribusikan jika memang dibutuhkan. Saat ini, masih belum," ujar Rumainur.

Terpisah, Kepala BPBD Tanah Datar, Yusnen menyebut, pihaknya masih melakukan koordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, khususnya di Pos Pengamatan Gunung Marapi. Koordinasi ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan terbaru aktivitas erupsiu Marapi.

"Langkah yang kami tempuh, tetap koordinasi dengan PVMBG guna mendapati data-data atau peringatan ke masyarakat. Agar masyarakat mengetahui keadaan sebenarnya. KIta juga berkoordinasi dengan BPBD Provinsi untuk menyediakan masker untuk masyarakat kalau nanti diperlukan, tenda dan peralatan lain dalam rangka antisipasi," tutup Yusnen.***