PEKANBARU - Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir mengatakan, bahwa kasus demam berdarah dengue (DBD) di Riau mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Ia mengatakan, bahwa salah satu penyebab tingginya korban DBD di Riau dikarenakan peningkatan populasi nyamuk di daerah endemik. Berdasarkan data yang ada, kasus DBD di Riau selama empat bulan pada awal tahun ini mencapai 696 kasus. Padahal tahun sebelumnya berkisar 298 kasus.

"Ada kenaikan jumlah kasus yang cukup signifikan dibandingkan tahun kalau di bulan yang sama. Dari total kasus DBD tersebut, enam korban diantaranya meninggal dunia," aku Mimi ketika dikonfirmasi, Senin (6/5/2019) di Pekanbaru.

Adapun enam korban yang meninggal dunia tersebut berasal dari Kabupaten Kampar, Indragiri Hulu (Inhu), Indragiri Hilir (Inhil), Rokan Hulu (Rohul) dan Kota Dumai.

Di samping itu, sepuluh dari 12 kabupaten dan kota di Riau, juga mengalami kenaikan kasus DBD. Sedangkan, yang mengalami penurunan diperiode yang sama hanya dua daerah saja.

Untuk daerah yang mengalami peningkatan kasus DBD tersebut, yakni Kota Pekanbaru dari 100 kasus menjadi 147 kasus. Kabupaten Kampar dari 36 kasus menjadi 48 kasus, Rohul dari 25 kasus menjadi 58 kasus.

Kemudian, Pelalawan dari delapan kasus menjadi 22 kasus, Inhu dari satu kasus menjadi 113 kasus, Inhil dari 15 kasus menjadi 25 kasus, Bengkalis dari delapan kasus menjadi 110 kasus.

Selanjutnya, Kota Dumai dari 32 kasus menjadi 52 kasus, Kabupaten Siak dari 15 kasus menjadi 56 kasus dan Rohil dari sembilan kasus menjadi 24 kasus.

Sedangkan, untuk dua kabupaten yang mengalami penurunan kasus yakni Kuantan Singingi (Kuansing) yang sebelumnya 36 kasus menjadi 31 kasus dan Kepulauan Meranti dari 13 kasus turun menjadi sepuluh kasus. ***