PEKANBARU - Komite Penanganan Covid-19 Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) bersama Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Riau kembali menggelar webinar, kali ini membahas terkait vaksin untuk Riau sehat.

Juru Bicara (Jubir) Covid-19 Provinsi Riau, dr. Indra Yovi sebagai pembicara dalam webinar tersebut menyampaikan bahwa vaksin Covid-19 itu harus merupakan vaksin yang aman, efektif dan halal untuk digunakan.

Ia menerangkan, efektivitas vaksin merupakan kemampuan sebuah vaksin untuk memberikan proteksi dan mencegah penyakit yang dipengaruhi oleh beberapa hal seperti keadaan fasilitas kesehatan, kemungkinan munculnya hal yang tidak diinginkan serta analisis Intention to Treat (ITT).

"Ada beberapa hal yang mempengaruhi efektivitas sebuah vaksin yaitu faktor penjamu dan faktor vaksin. Faktor penjamu ada usia, faktor komorbid, paparan, waktu pemberian vaksin, sedangkan faktor vaksin itu ada cara pemberian vaksin, jenis vaksin, komposisi vaksin dan cara kerja vaksin," katanya, melalui zoom meeting, Senin (23/11/20).

Ia menjelaskan, WHO merekomendasikan bahwa vaksin Covid-19 yang dapat digunakan adalah yang dapat menurunkan resiko infeksi penyakit minimal 50% pada pada CI 95% dengan efikasi minimal 30%.

Ia menambahkan, keamanan vaksin harus betul-betul diperhitungkan dan harus melewati berbagai tahap uji sebelum diberikan kepada manusia dan harus dievaluasi dan diberikan lisensi oleh BPOM.

"Setelah pemberian vaksin harus dilakukan pemantauan berkala dan BPOM harus memberikan keterangan EUA. Sampai saat ini BPOM belum mengeluarkan keterangan tertulis mengenai EUA penggunaan vaksin Covid-19," sebutnya.

Jubir Covid-19 Provinsi Riau ini berharap, dengan adanya vaksinasi Covid-19 maka diharapkan dapat meningkatkan kekebalan individu, kekebalan kelompok dan permasalahan Covid19 dapat diatasi.

"Namun adanya vaksin belum tentu menyelesaikan permasalahan Covid-19 di Indonesia," ujarnya.

Pembicara webinar vaksin untuk Riau sehat berikutnya yaitu dokter RSUD Petala Bumi, dr. Indah Prasetya Putri menambahkan, masyarakat hendaknya sabar menunggu informasi terkait vaksin ini.

Menurutnya, banyak informasi yang beredar jika masyarakat menolak pemberian vaksin tersebut, padahal vaksin ini masih dalam proses masa uji dan melewati proses panjang hingga nantinya diberikan secara masif kepada masyarakat.

"Banyak informasi hoax terkait vaksin ini, boleh saja kita mencari informasi ini itu tapi jangan sampai termakan hoax, periksa dulu kebenarannya," tutupnya. ***