TELUKKUANTAN - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kuantan Singingi (Kuansing), Riau menyayangkan lambatnya penyaluran insentif tenaga medis yang sudah berjuang dalam penanganan Covid-19.

"Mereka itu ujung tombak penanganan Covid-19, bertaruh nyawa untuk menyembuhkan masyarakat. Harusnya, mereka mendapat perhatian lebih dari pemerintah," ujar Fedrios Gusni, Anggota Komisi III DPRD Kuansing, Rabu (30/9/1020) di Telukkuantan.

Fedrios mengaku banyak menerima pengaduan dari tenaga kesehatan yang hingga saat ini belum pernah mendapatkan insentif. Untuk itu, ia mendesak agar Pemkab Kuansing melalui dinas terkait untuk segera memproses insentif tersebut.

"Kasus Covid-19 ini sudah ada sejak awal tahun. Gugus tugas dibentuk awal tahun juga. Masa iya, insentif tak terserap sampai sekarang," kata Fedrios.

Dikatakan Fedrios, insentif ini perlu diberikan kepada tenaga kesehatan sebagai bentuk dukungan kepada mereka. Dengan adanya insentif ini, tentunya tenaga kesehatan semakin semangat dalam melayani pasien Covid-19.

"Anggaran ada. Kecuali tak ada. Sekarang entah apa masalahnya lagi, sehingga persoalan ini tak kunjung tuntas," ujar Fedrios.

Terkait anggaran untuk insentif tenaga medis, Kepala BPKAD Kuansing Hendra AP menyatakan anggaran sudah masuk Rp1,7 miliar. Menurutnya, Pemkab Kuansing anggarkan Rp2,8 miliar.

"Saat ini sudah tersedia Rp1,7 miliar di kas daerah. Namun, belum ada pengajuan dari dinas terkait," ujar Hendra.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kuansing Helmi Ruspandi pada 18 September 2020 menyatakan pihaknya masih memproses kelengkapan berkas dan verifikasi berkas yang sudah masuk.

"Kendalanya hanya penyesuaian dengan perubahan-perubahan aturan yang ada," ujar Helmi ketika ditanya faktor yang menyebabkan lambatnya penyaluran insentif tenaga kesehatan.***