JAKARTA - BPPT (Badan Pengkajian Penerapan Teknologi) akan mulai menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk membuat hujan guna membantu DKI Jakarta menangani masalah polusi udara.

"Sesuai yang disampaikan pihak DKI. Karena DKI butuh cepat. DKI dalam hal ini diwakili oleh TGUPP, minta TMC dilakukan sebelum tanggal 15, dimana tanggal itu anak-anak sudah mulai masuk sekolah, dan kita siap," kata Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC), Tri Handoko Seto, dikutip dari CNNIndonesia pada Sabtu (06/07/2019).

Tri menjelaskan, hujan buatan adalah solusi jangka pendek terhadap masalah polusi udara seperti pernah diterapkan dalam mitagasi kabut asap di Sumatera Selatan, Riau, dan Kalimantan.

Tri tak menepis bahwa Gubernur DKI Jakarta lebih berharap adanya solusi jangka panjang falam penanganan polusi jahat.

Belum didapat kabar terkait biaya untuk mengadakan hujan buatan dengan TMC. Tapi secara umum, hujan buatan bukanlah hal baru di Indonesia.

Agustus 2015, pemerintah dikabarkan mengucurkan dana ratusan miliar rupiah untuk hujan buatan untuk mengatasi masalah kekeringan yang melanda sejumlah daerah di Indonesia.

Kala itu, Kementerian Pertanian yang dipimpin oleh Amran Sulaiman menyatakan, keputusan untuk menggunakan hujan buatan sudah dikoordinasikan dengan beberapa kementerian dan lembaga lainnya.

Mundur lebih jauh, September 2012, tribunjambi melansir, biaya hujan buatan untuk sekali terbang per hari, disebutkan memakan biaya antara Rp 112 juta-Rp 113 juta. Kala itu, Tim BPPT disiagakan di Jambi selama 30 hari untuk pembuatan hujan buatan yang juga dalam rangka pengamanan PON di Provinsi Riau.***