PEKANBARU - Di saat mewabahnya Covid-19 di Riau, justru regu pemadam dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Riau, masih harus fokus melakukan pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi di wilayah Kota Dumai, Riau. Upaya ini agar asap tidak menyelimuti Riau yang kemudian bisa membuat keadaan semakin memburuk.

Seperti upaya pemadaman yang dilakukan di Kelurahan Purnama, Kecamatan Dumai Barat, Kota Dumai, Provinsi Riau. Anggota brigade pemadam Karhutla dari DLHK Riau sudah sejak satu bulan lalu melakukan pemadaman di Kelurahan Purnama.

Pantauan GoRiau di lapangan, pada hari Kamis (26/3/2020), tampak Kepala Bidang Kabid Perubahan Iklim DLHK Riau, Iman Sukendar SHut, MSi juga berada di lokasi pemadaman bersama-sama regu pemadam, dan membawa tambahan alat untuk pemadaman dilokasi tersebut.

Karena akses menuju lokasi masih tanah, tampak mobil yang membawa peralatan kesulitan masuk ke titik pemadaman.

Kemudian nampak petugas brigade DLHK Riau terus menyemprotkan air ke titik-titik tanah gambut yang masih mengeluarkan asap. Ternyata memadamkan api di tanah gambut tidak semudah yang dibayangkan, dari yang terlihat oleh wartawan GoRiau, setelah petugas menyiramkan air ke titik asap, sesaat titik asap kelihatan menghilang.

Namun tidak sampai setengah jam petugas berpindah dari titik tersebut ke titik asap lainnya, asap yang menandakan masih ada bara didalam tanah kembali muncul di titik yang sebelumnya sudah disiram air, sehingga membuat petugas harus bolak-balik menyiramkan air sampai, api atau bara benar-benar tidak ada.

Kabid Perubahan Iklim DLHK Riau, Iman Sukendar mengatakan, pihaknya sengaja turun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi regu pemadam, yang sudah sejak satu bulan lalu berada di Dumai untuk melakukan pemadaman. Juga memastikan pemadaman titik api di Dumai berjalan dengan baik.

"Regu pemadam DLHK Riau ini memang sudah satu bulan disini, untuk memadamkan titik api yang ada di wilayah Kota Dumai. Alhamdulillah saat ini titik api sudah mulai berkurang, karena terus kita lakukan pemadaman, dan sekarang dalam proses pendinginan, agar sisa-sisa Tunggul kayu itu tidak lagi terbakar," terang Iman Sukendar Kamis siang.

Kemudian Iman menjelaskan, untuk menghadapi dan mencegah Karhutla, DLHK Riau sendiri memiliki sebanyak 15 regu Brigade Pengendalian Hutan dan Lahan. Dimana satu regu Brigade pemadam Karhutla itu terdiri dari 15 orang personel pemadam.

"Jadi total kekuatan kita itu ada sebanyak 225 orang personel pemadam Karhutla. Selain itu untuk Sarpras kita punya 5 unit mobil pemadam kebakaran, Monilog dua unit, pompa mini strike 12 unit, pompa apung 10 unit, selang 50 roll, dan pompa air berukuran besar sebanyak 8 unit. Itulah yang digunakan tim Brigade pemadam Karhutla DLHK Riau," beber Iman.

Terakhir kata Iman, pemadaman Karhutla memang memakan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Karena memadamkan api pada lokas tanah gambut berbeda dengan pemadaman api pada lokasi lainnya, karena pada tanah gambut, banyak bahan-bahan seperti tunggul kayu, akar-akar tanaman yang bisa membuat api terus menyala dan menyulitkan petugas dalam proses pemadaman.

"Memang kondisi lahan yang terbakar itu rata-rata tanah gambut. Jadi, meski sudah dilakukan pemadaman di permukaan tanah, tapi di bawah kita tidak bisa jamin api itu sudah padam. Sehingga pendinginan harus terus dilakukan, agar api yang didalam tanah gambut benar-benar mati. Makanya kita siram terus supaya tanah dibawah juga basah. Itulah kesulitannya kalau di tanah gambut ini, selain itu ada juga areal yang sulit dijangkau karena akses nya sulit untuk kita sampai ke titik itu," tutup Iman. ***