JAKARTA - Timnas Jepang tampil mengejutkan setelah menjungkalkan Jerman pada pertandingan pertama Grup E Piala Dunia 2022. Kemenangan 2-1 tim berjuluk Samurai Biru itu mengingatkan kembali hubungan timbal balik kedua negara dalam pengembangan sepak bola Jepang.

Pada hari-hari sebelum pertandingan, publik Jepang memuji kontribusi Jerman dan para pelatihnya untuk membantu mengembangkan sepak bola di Jepang dalam beberapa dekade setelah Perang Dunia Kedua. Di Stadion Khalifa International Stadium, Doha, Jepang berhasil memetik buahnya.

Para pemain Jepang telah mengakali guru mereka dalam sepak bola. Sejumlah pemain Jepang yang merumput di Bundesliga Jerman punya andil membawa Tim Samurai Biru bangkit dan berbalik unggul 2-1. Kemenangan ini memberi pil pahit untuk Der Panzer asuhan Hansi Flick.

Gol dari Ritsu Doan, pemain Freiburg, dan Takuma Asano, pemain milik VfL Bochum memberi Jepang kemenangan pertama atas Jerman. Keduanya masuk sebagai pemain pengganti ang membangunkan tim mereka dari tidur nyenyak sepanjang babak pertama.

Merumput di Jerman mempengaruhi gaya untuk permainan Jepang. Mereka menolak untuk menyerah bahkan setelah melakoni babak pertama yang berat sebelah. Saat itu, Jerman melakukan 16 percobaan ke gawang dan penguasaan bola lebih dari 70 persen. Namun, Jepang mampu memenangkan pertandingan dengan hanya 26 persen penguasaan bola.

Masuknya Ritsu Doan, yang dijuluki 'Messi Jepang' dan Asano di babak kedua menyalakan permainan Jepang asuhan Hajime Moriyasu. Jepang berhasil memberikan tekanan dan bekerja tanpa henti sambil terus menyerang ke pertahanan Der Panzer.

Sebanyak delapan pemain Jepang dalam skuad untuk Piala Dunia 2022 bersaing di dua divisi teratas Liga Jerman dan mereka membawa kembali pelajaran yang mereka raih dari negara yang telah meraih empat trofi Piala Dunia. Tekad dan ketabahan membuat Jepang menghukum lawan yang menggunakan pendekatan permainan yang monoton dan lesu.

Meski masuk sebagai pemain pengganti pada menit ke-57, Asano tercatat mampu menguasai bola di kotak penalti lawan lebih banyak daripada semua pemain Jerman. Ironis. "Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Kami tahu kami bisa melakukannya, kami memiliki mimpi seperti ini. Kami menonton pertandingan Saudi dan berpikir kami bisa melakukannya, lalu kami melakukannya hari ini," ujar Asano.

Setelah kekalahan dari Jepang, Jerman mungkin akan bertanya pada diri sendiri. Thomas Muller dan kawan-kawan seharusnya bisa mengunci kemenangan di babak pertama apabila berhasil memanfaatkan peluang mencetak gol. Namun, mereka harus membayar mahal. Permainan mereka yang tidak berpola, ceroboh, dan penyelesaian yang di bawah rata-rata, justru membantu Jepang meraih kemenangan.


Jepang punya penjaga gawang Shuichi Gonda yang melakukan empat kali penyelamatan untuk menjaga peluang untuk memetik poin tetap hidup. Sedangkan, Jerman terengah-engah tanpa bisa menemukan gol keduanya. Keberadaan pemain kunci seperti Jamal Musiala dan Kai Havertz tak memberi pengaruh banyak.

Pada akhirnya, pemain Jepang membuktikan tekadnya seperti penggemar mereka sendiri yang tidak berhenti bernyanyi selama 90 menit pada laga pertama Piala Dunia 2022. Sebaliknya, para penggemar Jerman tidak terlihat atau bahkan terdengar.

Pelatih Jepang Hajime Moriyasu memuji kemampuan bertarung para pemainnya. "Kami mencapai standar global. Kami menunjukkan kemampuan kami dari sepak bola Asia. Mereka memiliki penjaga gawang yang luar biasa, namun para pemain kami sangat cerdas," kata dia.

"Ketika kami kebobolan, kami melanjutkan perlawanan. Anda harus gigih, lalu Anda bisa maju. Tim kami berjuang sangat keras. Kami harus tangguh sampai menit terakhir dan kemudian kami dapat meraih momen ini. Mungkin kita bisa menunjukkan bahwa pemain Jepang telah membangun kemampuan mereka yang sebenarnya," kata Moriyasu.

Adapun pelatih Jerman, Hansi Flick, mengakui keunggulan Jepang yang berhasil bermain lebih efisien. Ia juga menyoroti kegagalan para pemain yang gagal memanfaatkan peluang mencetak gol di babak kedua. "Kami membuat kesalahan yang seharusnya tidak pernah kami lakukan di Piala Dunia. Itu adalah hal-hal yang perlu kami tingkatkan," kata dia.***