MEDAN - Guru Besar Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Yusuf Leonard Henuk, secara resmi dilaporkan oleh kader Demokrat di Sumatera Utara karena dianggap sudah menghina SBY dan AHY.

Sebagai informasi, akun Twitter Profesor Universitas Sumatera Utara (USU), Yusuf Leonard Henuk atau @ProfYL, mengunggah cuitan yang terkesan menghina Presiden ke-5 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia menyebut SBY bodoh terkait persoalan vaksinasi COVID-19.

"Yth. @SBYudhoyono, memang kau bodoh sekali, karena Pemerintah @jokowi sudah berulangkali ingatkan tak hanya vaksin lalu semua beres, tapi tetap dilakukan 3 M. Kau sok suci bawa-bawa nama Tuhan seperti FPI yang kau besarkan&dibubarkan @jokowi, jadi terbukti kau memang munafik sekali," tulis akun @ProfYLH seperti dilihat detik.com, Rabu (13/1/2021).

Selain itu, akun tersebut juga membuat cuitan lainnya yang menyebut Ketum PD Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bodoh terkait jatuhnya sebuah pesawat. Ia menyebut AHY bodoh serta meminta AHY belajar mengenai sejarah jatuhnya pesawat.

"Yth Ketua Umum @PDemokrat, @AgusYudhoyono, @ProfYLH terpaksa harus buktikan memang kau BODOH sekali,karena sepanjang sejarah jatuhnya pesawat di Indonesia, tak pernah ada "GOVERNMENT ERROR" penyebabnya, tapi "7 FAKTOR"(https://indonesiabaik.id/infografis/7-faktor-penyebab-jatuhnya-pesawat...).Maaf kau bodoh turunan, belajar lagi AHY!," tulisnya.

Laporan terhadap Yusuf ini dilakukan oleh salah seorang kader Demokrat, Subanto dalam laporan bernomor LP/75/I/2021/SUMUT/SPKT 'I' itu, Subanto membuat laporan karena menilai cuitan Yusuf sudahmenghina SBY dan AHY.

Dalam laporannya itu, tercantum UU Nomor 19 tahun 2016 tentnag perubahan atas UU Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal 27 ayat 3.

"Tadi sore saya laporkan akun Twitter atas nama Profesor Yusuf L Henuk, terus akun Facebook atas nama Profesor Yusuf L Henuk atas unggahan dia yang menyatakan pertama SBY itu bodoh, AHY itu bodoh, terus semua kader dan militan SBY itu bodoh dan penjilat," kata pelapor, Subanto, saat dihubungi, Rabu (13/1/2021) dilansir dari Detik.com

"Saya selaku kader Demokrat di Kota Medan yang dipimpin Pak Burhanuddin Sitepu merasa keberatan dengan yang disampaikan profesor tadi. Saya anggap itu menghina Ketua Umum (Partai Demokrat) dan mantan presiden kita yang ke-6," ucapnya.

Selain itu, Subanto menilai cuitan tersebut tidak mencerminkan Prof Yusuf sebagai pendidik. Karena sebagai pendidik, Yusuf harusnya memberikan pernyataan yang meneduhkan.

"Tidak mencerminkan dia sebagai pendidik yang seharusnya memberikan keteduhan masyarakat di tengah pandemi ini," ujarnya.

Subanto berharap laporannya soal Prof Yusuf ini ditindaklanjuti Polda Sumut.

"Ya harapan kita bisa ditindaklanjuti Polda Sumatera Utara. Pada prinsipnya kita negara demokrasi yang bebas berpendapat termasuk Prof L Henuk, namun ada koridor yang harus diikuti. Saya juga punya hak secara hukum melaporkan dia kan," jelasnya.

Sebelum laporan dibuat, Demokrat sebenarnya sudah memberikan tanda bahwa Demokrat akan membawa kasus ini ke ranah hukum, hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat Ossy Dermawan.

Ossy menilai narasi Yusuf Leonard Henuk dalam akun Twitter @ProfYLH tidak pantas diucapkan oleh seorang akademisi. Menurutnya, narasi tersebut mengundang kemarahan para kader PD dan masyarakat Sumatera Utara.

"Narasi yang disampaikan melalui tweet-tweetnya menurut saya tidak pantas keluar dari seorang akademisi. Narasi tidak bermoralnya mengundang kemarahan bukan hanya kemarahan para kader Partai Demokrat seluruh Indonesia, utamanya di Sumatera Utara, namun juga rakyat Indonesia yang masih menghargai para pemimpinnya, termasuk Bapak SBY," ujarnya.

Lebih lanjut, Ossy berharap pihak USU dapat menelusuri kredibilitas Yusuf Leonard Henuk sebagai profesor. Sebab, ia ragu sosok Yusuf Leonard Henuk bisa mencerdaskan masyarakat.

"Apakah orang ini bisa kita anggap sebagai seorang tenaga pendidik yang dapat mencerdaskan kehidupan bangsa? Apakah tenaga pendidik ini memiliki etika ketika menyatakan seseorang yang punya jasa besar terhadap negeri ini yaitu Presiden RI ke-6 sebagai orang bodoh? Ini yang menurut saya penting untuk ditanyakan," ucapnya.

"Jika mereka menilai memang tidak pantas kalimat-kalimat tersebut keluar dari seorang tenaga pendidik USU, saya berharap mereka (pihak USU) bisa menertibkannya. Jika tidak bisa, maka terus terang publik bisa saja kehilangan kepercayaan atas kredibilitas tenaga pendidik dari USU. Hanya karena tweet tidak bermoral dari satu profesor tersebut," sambungnya.

Sementara itu, Guru Besar USU, Prof Yusuf Leonard Henuk, mengaku heran dilaporkan ke polisi gegara cuitan soal Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Dia menilai seharusnya SBY dan AHY menanggapi cuitannya.

"Ya tidak apa-apa, memang saya sudah siap," ucap Yusuf, Rabu (13/1/2021).

Dia mengatakan hal tersebut merupakan risiko yang harus dihadapinya. Yusuf mengaku siap jika dipanggil polisi.

"Kan laporan tidak akhir dari hidup," ucapnya.

Terkait alasan dibalik cuitannya, Yusuf menjelaskan, SBY seharusnya mendukung pemerintah menuntaskan pandemi Corona karena saat ini semua negara di dunia sedang berjuang menghadapi pandemi Corona.

"Dunia lagi susah tentang ini COVID, dia dukung lah. Harus, karena semua, dunia lagi kena COVID, kecuali Indonesia saja yang salah," ucapnya.

"Saya kan orang NTT, budaya kami beda, karakter kami omong ini buka-buka saja," sambung Yusuf.

Dia kemudian juga menjelaskan soal sebutan SBY sebagai bapak mangkrak. Dia mengatakan ucapannya itu didasarkan pada berita yang berisi omongan politikus PDIP tentang proyek mangrak masa SBY.

"Referensi saya ke situ, salah di mana? Kenapa PDIP bicara kamu tidak mengamuk, kemudian saya bicara kamu mulai? Hambalang sudah benar?" ucapnya.

Selain itu, dia juga menjelaskan alasan menyebut AHY bodoh. Hal itu, katanya, terkait berita yang disebutnya berisi ucapan AHY tentang jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182.

"Kok pesawat jatuh kok yang disalahkan pemerintah. Kenapa ya? Bagi saya tidak masuk akal," tuturnya.

"Untuk dia langsung saya cari 7 faktor pesawat jatuh. Tidak ada namanya government error," sambung Yusuf.

Yusuf juga mengaku heran karena yang melaporkan dirinya bukan SBY ataupun AHY, melainkan ada orang lain yang melaporkan dirinya ke polisi.

Dia mengatakan seharusnya pihak Demokrat tidak keroyokan merespons dirinya. Menurutnya, jika ingin melapor, SBY dan AHY harus membuat laporan sendiri, bukan lewat orang lain.

"SBY itu harus lapor sendiri, tidak pakai via-via," tuturnya.

Tak hanya itu, Yusuf juga meminta supaya SBY maupun AHY menanggapi cuitannya dengan cuitan pula, tapi sampai hari ini keduanya belum memberikan respon apa-apa.

"Di medsos itu saling koreksi. Kalau ada orang tanggapi, ya kau harus tanggapilah. Jangan kau hilang, sampai sekarang hilangkan. Dua-dua hilang, bagaimana dua-dua hilang diserahkan ke anak buah tidak tahu masalah," sambung Yusuf. ***