KONAWE - Kedatangan 49 TKA baru asal China di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), di tengah mewabahnya Virus Corona membuat masyarakat resah.

Diketahui, para TKA itu tiba di Bandara Haluoleo Kendari pada Minggu lalu (15/3), dan bertujuan ke perusahaan smelter milik PT Virtue Dragon Nickel Industry (PT VDNI) yang ada di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sultra.

Keresahan karena kedatangan puluhan warga asal negeri Tirai Bambu itu juga turut dirasakan Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa.

Hal itu juga disampaikan dalam rapat koordinasi penanganan dan antisipasi penyebaran Virus Corana di Mapolda Sultra, Rabu (18/3) yang dihadiri seluruh Forum Koordinator Pimpinan Daerah Sultra.

Dalam rapat itu, Kery meminta bantuan Gubernur Sultra, Ali Mazi untuk menghentikan kedatangan para pekerja asing di tengah mewabahnya Virus Corona.

Kery menyebut, daerahnya saat ini tengah kedatangan TKA China dari segala penjuru.

"Pak Gubernur, saya mohon, tolong daerah kami, TKA China masuk ke daerah kami dari segala penjuru," kata Kery.

Dalam kesempatan itu, Kery mengungkapkan bahwa di Konawe ada 1.064 WNA asal China yang bekerja di beberapa perusahaan tambang.

"Yang resmi saja begitu jumlahnya Pak Gubernur, apalagi yang tidak resmi, mereka masuk dari segala penjuru, dari darat, laut, dan udara. Jumlah itu yang kami pantau, bagaimana yang tidak terpantau, terutama yang masuk lewat jeti perusahaan, kami tidak mampu untuk memantau," katanya.

Kery juga mengungkapkan bukan hanya kekhawatirannya terkait wabah Virus Corona, tetapi juga mengkhawatirkan masuk narkoba.

"Kami juga waspada pak, bukan hanya Corona, tapi kami waspada mereka bawa masuk narkoba ke daerah kami. Ngeri Pak. Disini ada Kapolda juga, tolong pak dicek," ujarnya.

Selain itu, Kery mengungkapkan bahwa TKA China di Kecamatan Morosi sudah tak bisa dibedakan dengan masyarakat lokal, para TKA itu bisa dibedakan saat berbicara.

"Di sana itu Pak, orang China sudah tidak bisa dibedakan, 2 bulan mereka di sana sudah hitam. Nanti bisa dibedakan kalau sudah bicara, mereka tidak bisa bahasa Indonesia," katanya.

Kery melanjutkan, sebelum mewabahnya Virus Corona, dirinya sudah membuat Perda Nomor 13 tahun 2018 yang isinya mewajibkan pemeriksaan kesehatan kepada para TKA secara rutin. Tapi, menurut Kery, banyak perusahaan yang ''masa bodoh'' dengan Perda itu.

"Mereka masa bodoh, Pak. Kami juga meminta sama TNI/Polri untuk menyisir jeti perusahaan di sana. Pulangkan saja mereka pak," ujarnya.

Bupati dua periode ini juga meminta agar segera menolak WNA masuk ke Sultra serta mengkarantina seluruh TKA yang baru tiba diluar daerah Konawe.

"Kalau bisa Pak Gubernur, karantina mereka yang baru datang di luar Konawe, karena mereka di Konawe, Pak, tinggalnya itu di kos-kosan milik masyarakat. Susah kalau mereka diisolasi di sana. Kalau ada yang terjangkit, akan mudah tersebar virusnya," pungkasnya.***