PANGKALANKERINCI - Investor asal Korea Selatan berencana mendirikan pabrik kertas di areal Techno Park Pelalawan telah menjajaki peluang bisnis melalui pertemuan awal dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan di Sekolah Tinggi Teknologi Kepala Sawit Indonesia (ST2KSI), Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau.

Tiga perusahaan besar asal Kores Selatan yang menjajaki investasi di Techno Park Pelalawan yakni PT Jin Bang Internasional, PT Soban dan PT Tianjintime.co Ltd.

Setelah pertemuan dengan perwakilan ketiga perusahaan tersebut, Pemkab Pelalawan akan menunggu kelanjutan informasi dari perwakilan perusahaan.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Pelalawan, Budi Surlani mengatakan, kedatangan perwakilan investor asal Kores Selatan pertanda iklim investasi semakin bagus dan berharap bisa terwujud.

“Sepertinya memang mereka tertarik untuk menanamkan modalnya," katanya, usai pertemuan kepada GoRiau.

Budi Surlani menjelaskan, teknologi pengolahan Tandan Kosong (Tankos) Kelapa Sawit dimanfaatkan menjadi bahan baku utama pembuatan dan ini merupakan pertama untuk penerapan teknologi kelas tinggi dan akan menjadi percontohan bagi daerah, bahkan negara lain.

"Saya dengar kemarin sekilas jika nilai investasinya mencapai 20 juta USD untuk mendirikan satu pabrik," sebut Budi Surlani.

Sedangkan lahan yang dibutuhkan untuk satu pabrik hanya lima hektar dengan lokasinya yang strategis berdekatan dengan pasokan air dan dekat dengan Sungai Kampar.

Pemkab akan memberikan ruang bagi perusahaan asal Korea tersebut dalam pengurusan izin-izin yang dibutuhkan pendirian pabrik.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/25042019/1jpg-8057.jpg

"Tentunya dalam hal Amdal itu tak bisa ditawar-tawar. Harus lengkap dan sesuai prosedur yang berlaku dan itu sudah ada kesepakatan pada pertemuan," pungkas Budi Surlani.

Sebagai langkah awal, para investor melakukan kunjungan ke Techno Park di Kecamatan Langgam. Lima orang perwakilan investor mengunjungi kawasan Techno Park untuk melakukan pertemuan dan penjajakan awal.

Rombongan investor ini disambut oleh Wakil Bupati Pelalawan Zardewan, Kepala Bappeda Syahrul, Plt Kepala DPMPTSP Budi Surlani, bersama beberapa pimpinan Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) Pemkab Pelalawan.

Pertemuan dilakukan di ruangan pertemuan kampus Sekolah Tinggi Teknologi Kelapa Sawit Indonesia (ST2KSI) Pelalawan yang berdiri megah di kawasan Techno Park, Selasa (9/4/2019).

Dalam pemaparannya perwakilan investor menyatakan maksud kedatangan untum menjajaki rencana berinvestasi di kawasan Techno Park yang luasnya mencapai 3.748 hektare.

"Kami ingin membangun pabrik kertas disini. Itu rencananya melalui tiga perusahaan dari negara kami," papar salah seorang perwakilan investor.

Dipaparkan, pabrik kertas yang akan didirikan tersebut berbahan baku Tandan Kosong (Tankos) dari kelapa sawit. Pada prosesnya Tankos akan diolah menjadi kertas menggunakan teknologi terbaru yang ditemukan oleh perusahaan asal negaranya.

Tehnologi ini menjadi terobosan terbaru karena selama ini bahan dasar pembuatan kertas hanya dikenal dari kayu atau tanaman hutan lainnya.

Penjajakan awal ini bertujuan untuk melihat aspek-aspek pendukung utama pendirian pabrik kertas. Mulai dari ketersediaan lahan, lokasi yang strategis hingga persedian bahan baku utama yang dibutuhkan.

"Kami akan berkomunikasi terus dengan pemda untuk menindaklanjuti pertemuan ini," katanya.

Kepala Badan Perencanan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pelalawan, Syahrul Syarif menjelaskan maksud kedatangan para investor asal Korsel yang ingin mengkaji hal-hal yang dinilai penting dalam menanamkan investasinya. Seperti lokasi yang nantinya akan dijadikan pabrik kertas, ketersediaan air baku, kebutuhan arus listrik dan perizinannya.

"Termasuk jaminan kenyamanan dalam berinvestasi di daerah kita, mereka ingin mengetahui sejauh apa dan itu sudah kita paparkan semuanya dan mereka telah memahminya. Kita sama-sama tungg kelanjutannya," pungkas Syahrul, kepada GoRiau.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/25042019/2jpg-8056.jpg

Peningkatan penguatan sistem inovasi untuk mendukung perekonomian daerah yang kuat dan berdaya saing tinggi menjadi tujuan Pemkab Pelalawan sebagaimana tertuang dalam misi pembangunan Kabupaten Pelalawan tahun 2016-2021, salah satunya program Pelalawan Inovatif dan untuk memiliki daya saing yang tinggi salah satunya dengan membangun kawasan Techno Park di Kecamatan Langgam.

Sebagai salah satu program strategis Pemkab Pelalawan yakni Pelalawan Inovatif, dibangunlah sebuah kawasan terpadu yang menampung sektor indutri dan tempat bekerjanya para teknokrat dan ilmuwan dalam mengembangkan revolusi industri, Kawasan yang diberi nama kawanan Techno Park Pelalawan merupakan suatu kawasan industri terpadu dengan perguruan tinggi sebagai pencetak tenaga kerja terampil dan pusat riset sebagai pendorong inovasi dan ini dibangun atas dukungan investasi swasta dan Pemerintah.

Pembangunan Kawasan Techno Park Pelalawan merupakan inisiatif Pemkab Pelalawan mewadahi pencapaian visi MP3EI 2011-2025 sekaligus merealisasikan pencapaian sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pelalawan 2011-2016.

Konsep kawasan Techno Park Pelalawan adalah menyiapkan suatu kawasan khusus yang memiliki keunggulan komparatif dan diminati oleh investor, terutama untuk industri yang akan memberikan nilai tambah produk unggulan daerah yakni industri hilir kelapa sawit yang didukung penguatan inovasi dari aktivitas Perguruan Tinggi dan Pusat Riset.

Apalagi Kabupaten Pelalawan yang berada pada Koridor Ekonomi Sumatera berperan strategis dalam memperkuat pertumbuhan ekonomi di kawasan ini.Selain berada pada posisi konektivitas yang istimewa juga karena Kabupaten Pelalawan memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat potensial dengan komoditi kelapa sawit, perkayuan, gas, minyak bumi dan batubara yang juga menjadi komoditi andalan Koridor Ekonomi Sumatera.

Dalam upaya menanamkan kesadaran masyarakat terhadap nilai strategis peranan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa serta untuk menghargai prestasi di bidang Ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Kami sangat butuh dukungan pemerintah pusat dalam mewujudkan kawasan Techno Park ini. Sebagai pusat pendidikan dan inovasi teknologi di bidang industri kepala sawit," kata Bupati Pelalawan, HM Harris.

Menurutnya, sekitar 75 persen masyarakat Pelalawan menggantungkan hidup melalui perkebunan sawit. "Petani kebun kita tidak hanya diharapkan menjadi pemilik dan pekerja kebun saja, tetapi bisa mandiri yang bukan hanya pemilik, namun bisa mengolah sendiri dan memasarkannya langsung," ujarnya.

Provinsi Riau telah memiliki predikat sebagai salah satu lumbung energi nasional dan penyangga utama kebutuhan pangan di Pulau Sumatera, khususnya sektor pertanian dan perkebunan. Pada sektor perkebunan, kelapa sawit merupakan komoditi yang memberikan kontribusi besar bagi PDRB Kabupaten Pelalawan.

Industri sawit di daerah ini terutama di bidang perkebunannya telah memberikan lapangan pekerjaan dan sumber pendapatan yang besar bagi masyarakat. Pengelolaan usaha kebun sawit telah mengalami perubahan besar dengan stigma kolonial yang memposisikan pengelolaan industri ditangani oleh para konglomerat.

Saat ini, perkebunan sawit di Kabupaten Pelalawan dengan luas secara keseluruhan 388 hektare dikelola oleh masyarakat. Karena itu, dalam upaya mendukung pengembangan wilayah, Kabupaten Pelalawan telah mencanangkan komersialisasi riset dan tehnologi kelapa sawit. Komitmen tersebut antara lain diwujudkan dengan mengembangkan Techno Park dengan bidang Teknologi berbasis Sawit.

Pemkab Pelalawan dengan dukungan Badan Pengkajian dan Penerapan Tehnologi (BPPT) telah mengembangkan kawasan Pelalawan Techno Park sejak tahun 2012 sebagai wahana edukasi, pengembangan inovasi dan tehnologi berbasis sawit.

Kawasan Techno Park Pelalawan merupakan Techno Park terluas di Indonesia, lebih kurang 3.754 Ha dan menjadi bagian dari 100 Techno Park serta menjadi salah satu dari 5 Techno Park percontohan di Indonesia.

Kawasan Techno Park Pelalawan dibagi ke dalam 7 zona yakni zona pendidikan, zona riset, zona industri, zona pemukiman, zona konservasi, zona komersial dan zona publik.

Pada zona pendidikan seluas 100 Ha, yakni lokasi yang telah terbangun gedung Sekolah Tinggi Teknologi Kelapa Sawit Indonesia (ST2KSI) Pelalawan. Gedung ini merupakan pilar utama dalam penyiapan sumber daya manusia penggerak aktivitas pada kawasan unggulan.

Beroperasi sejak tahun 2016, yang sebelumnya bernama Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (ST2P) terus berkibar melaksanakan proses belajar mengajar dengan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan industri saat ini dan di masa yang akan datang.

Dan sampai dengan tahun ini, jumlah mahasiswa yang belajar di kampus Techno Park ini sudah berjumlah sebanyak 103 orang.

Dengan keberadaan pendidikan tinggi ini yang dikelola Yayasan Amanah Pelalawan dan dukungan pembiayaan dari APBD Kabupaten Pelalawan serta bantuan CSR sejumlah perusahaan, ini merupakan bentuk kontribusi daerah dalam pengembangan dan penyediaan SDM berkualitas, sebagaimana juga menjadi fokus pemerintah pusat.

Selanjutnya, dalam upaya mewujudkan visi dan misi Techno Park Pelalawan yakni pembangunan yang berbasis masyarakat dilakukan upaya pemberdayaan dan revitalisasi kebun sawit masyarakat atau sering disebut dengan kebun sawit swadaya.

Melalui kesepakatan 6 pihak yakni Pemkab Pelalawan, BPPT, PT Rekayasa Engineering, PT Pindad Persero, Dewan Minyak Sawit Indonesia dan PPKS Medan, yang bersepakat melakukan upaya pemberdayaan dan revitalisasi kebun sawit swadaya sekaligus membangun berbagai pabrik terkait sebagai wujud kemandirian dan fungsionalisasi Kawasan Teknologi Pelalawan.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan diantara dengan menghimpun petani swadaya dalam koperasi yang kemudian dikorporatisasi, pengelolaan kebun sawit dari perorangan ke manajemen korporasi sehingga lebih mudah dan efektif dalam menerapkan praktek budidaya yang baik. Dilakukan pula pengurusan secara bersama sertifikat lahan yang disejalankan dengan program TORA, pengurusan dan perolehan sertifikat ISPO, pembangunan pabrik kelapa sawit oleh koperasi yang bekerjasama dengan pihak ketiga dengan sistim BOT dan target 4 tahun pabrik sepenuhnya menjadi milik koperasi, serta membangun berbagai pabrik yang mengolah limbah dan produk ikutan sebagai sumber pendapatan koperasi.

Dengan demikian program pemberdayaan ini akan meningkatkan nilai tukar dan kesejahteraan petani, karena adanya kepqastian usaha, keuntungan penjualan tandan buah segar dengan memperhitungkan tandan kosong dan cangkang, harga jual lebih baik dan adanya keuntungan dari bagi hasil usaha koperasi.

Sehingga pada akhirnya, program ini benar-benar akan mempersiapkan masyarakat untuk mandiri dalam ekonomi dan bahkan mewujudkan salah satu point dari Trisakti Pembangunan Indonesia yakni berdikasi dalam bidang ekonomi.

Apalagi kelapa sawit sampai saat ini merupakan produk unggulan di Indonesia yang saat ini mwnghadapi berbagai isu terkait pengelolaannya. Secara umum kendala yang dihadapi oleh industri sawit di Kabupaten Pelalawan seperti umumnya industri sawit nasional yaitu tingkat produktivitas kebun sawit yang dikelola oleh masyarakat masih jauh dari harapan, nilai tambahnya masih relatif rendah dan administrasi pengelolaan persawitan belum memadai.

Kondisi ini diperparah dengan adanya kampanye negatif yang dikembangkan oleh masyarakat Uni Eropa serta negara-negara barat lainnya sejak tahun 1970-an.

Permasalahan-permasalahan tersebut telah menjadi acuan bagi Pemkab Pelalawan untuk berbenah ddan menjadikan sawit Pelalawan dikelola secara berkelanjutan sesuai Indonesian Suistainable Palm Oil (ISPO) dan berdaya saing tinggi guna mendukung pencapaian Suistainable Development Goals (SDGs). (advertorial)