PEKANBARU, GORIAU.COM - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Pekanbaru melakukan hearing terkait pemadaman listrik yang terjadi di Provinsi Riau khususnya pekanbaru bersama dengan Manajer PLN Area Kota Pekanbaru di pusat kegiatan HMI Jl. Paus No.76 A, Senin (2/9/2013) malam. Salah satu hasilnya, HMI mendesak PLN mengoperasikan pembangkit baru.

Hadir dalam kesempatan tersebut manajer PLN Area Kota Pekanbaru Agus Sutjahjo beserta 4 orang jajarannya. Jalannya diskusi dipandu oleh Kasrul Akbar Dahlan sebagai Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah HMI Cabang Pekanbaru yang diawali dengan sambutan oleh Ketua Umum HMI Cabang Pekanbaru Ahmad Efendi Siregar.

Dalam kesempatan tersebut, PLN melalui manajernya menyatakan bahwa penyebab terjadinya pemadaman listrik di Provinsi Riau saat ini adalah akibat kurangnya pasokan daya dari pembangkit listrik yang ada.

Kurangnya kemampuan pembangkit disebabkan oleh adanya gangguan pada PLTU Ombilin, Pauh Limo dan Teluk Lembu serta PLTA Koto Panjang, Maninjau dan Singkarak yang disebabkan oleh debit air yang kritis. Tambahnya. Hal itu sesua dengan surat edaran PT. PLN Wilayah Riau Kepri Nomor: 564/050/WRKR/2013 tertanggal 2 Agustus 2013.

Dalam kesempatan tersebut Ketua Umum HMI Cabang Pekanbaru Ahmad Efendi Siregar menyatakan bahwa pemadaman listrik bergilir tentunya sangat meresahkan dan merugikan masyarakat, karena disamping TDL yang naik pelayanan juga tak kunjung menunjukkan keadaan prima.

Oleh karena itu hal ini harus ditanggapi secara serius oleh PLN, dan HMI mendesak beberapa poin penting yang harus segera dilakukan PLN diantaranya mendesak PLN untuk bekerjasama dengan instansi terkait untuk menyelesaikan masalah kekurangan debit air pada pembangkit PLTA yang diduga karena proses pendangkalan sungai karena kurangnya fungsi hutan.

Kedua mempercepat pengoperasian pembangkit baru untuk memenuhi kebutuhan listrik dimasyarakat, ketiga menertibkan pelanggan besar nakal yang memakai daya secara berlebihan, keempat mengoptimalkan sosialisasi pemakaian listrik pintar dan hemat kepada masyarakat luas dan terakhir memprioritaskan fasilitas pendidikan agar tidak terkena pemadaman. (rls)