SELATPANJANG - Dalam rangka mempererat hubungan silaturahmi di Bulan Suci Ramadhan, Alumni Madrasah Tsanawiah (MTs) Negeri Selatpanjang angkatan 1999/2000 kembali menggelar buka puasa bersama.

Kegiatan buka bersama dilaksanakan di kediaman salah seorang alumni sekolah itu pada Rabu (29/5/2019) dan dihadiri guru-guru dimasa angkatan 1999/2000 yang masih mengajar diantaranya Syakrawi, Samani, War, Hamdi, Dahlia, dan Srinovita.

Zulfahmi yang akrab disapa Pak Usu, sekaligus merangkap inisiator terjalinnya komunikasi dan silaturahmi ini tetap berlanjut hingga saat ini sejak 2015 lalu.

"Temuramah melalui buka bersame ini sejak 2015, saye cari kawan-kawan sekolah itu melalui facebook sehingge saye add kan kawan-kawan itu lalu saye buat group facebook," tutur Pak Usu dengan logat melayunya.

Ia juga mengatakan bahwa, hal itu untuk menjalinkan silaturahmi yang sudah belasan tahun tidak berkomunikasi lagi, bahkan karena sangat sudah lamanya tidak berkomunikasi bilamana ketemu di Jalan-jalan atau dimana saja enggan bertegur sapa.

"Kadang-kadang kalau jumpe kawan seangkatan ni macam tak berani nak betegur sape sebab takot salah orang, padahal memang betul kawan seangkatan jadi prasaan ni bertanye-tanye dalam hati ni apekah betul iye kawan saye sekolah?," tuturnya.

Jelas Pak Usu lagi, hal itulah yang membuatnya berinisiatif untuk menjalinkan kembali silaturahmi, melalui facebook ia mencari rekan-rekan seangkatannya sehingga membuat group facebook dan semakin lama group itu semakin ramai.

"Setelah ramai kawan-kawan tersebut saye pintak nomor handpon nye masing-masing lalu saye buat temu janji sehingge awalnye hanye beberape orang yang setuju, namun seiring waktu berjalan Alhamdulillah semakin ramai," ungkapnya.

Kata Pak Usu, disetiap Ia berkumpul dengan teman seangkatannya itu khususnya kepada rekan seangkatan perempuan terlebih dahulu ditegasnya harus izin dari suami atau libatkan mereka tatkala hendak reuni.

"Selalu saye ingatkan kepade kawan-kawan yang perempuan kalau mau ngumpul mereke harus ade izin dari suaminye masing-masing, meskipun hati mereke riang hendak ngumpul dengan kawan-kawan lame namun tak diizin oleh suami mereke saye tak izinkan," kata Pak Usu.

Diceritakan Pak Usu lagi, hal itu direspon baik oleh suami-suami rekan-rekannya itu contohnya, Eko suami dari Reny, Iwan suami dari Mala, Epi suami dari Nurika, Yan suami dari Yulis dan lain-lainnya karena menurutnya, disamping agama melarang istri tak boleh melakukan sekehendak hati, tetapi juga harus menjaga nama baik sekolah apalagi sekolah yang mereka rajut berbesik agama.

"Kalau soal harapan maunye saye dan atas kesepakatan kawan-kawan, kite lakukan hal-hal postif dalam membantu masyarakat baik itu dibidang agama, sosial, kesehatan dan pendidikan," harapnya.

Jelasnya lagi, memang tak semudah membalikkan telapak tangan karena masing-masing dari mereka punya kesibukan apalagi yang sudah berkeluarga, tentu butuh keseriusan yang luar biasa untuk proses hal tersebut.

Tambahnya lagi, mereka laukan buka puasa sejak 2015, 2017, 2018, dan 2019 ini sedangkan di 2016 tidak, biasanya ia dan kesepakatan rekan seangkatannya itu melakukan buka puasa bersama dipenghujung ramadhan karena reakan-rekannya yang berada diluar kota pulang ke Selatpanjang, namun pihaknya melakukan di puasa ke 24 ini karena mengundang guru-guru yang sudah pindah dan berdomisili di luar kota.

"Tadinye kami dah sepakat ngundang Pak Meslin di Duri, Pak Afrizal dari Bengkinang dan Pak Mashuri dari Pakning dan kami sudah melakukan pembicaraan lewat via telpon, tapi ke tige-tige guru itu berhalang hadir sebab berhalangan," ujar Pak Usu dengan raut sedihnya.

Dikatakannya, ke Guru-guru itulah yang Ia bersama rekan-rekannya itu sudah 19 tahun tak bertemu, Pak Usu dan rekan-rekannya sudah persiapkan tiket keberangkatan dan penginapan untuk ke tiga guru itu bermalam di Selatpanjang untuk menunaikan hajat ia dan rekan-rekannya itu, namun Tuhan berkehendak lain dan sepertinya hajat mereka terpaksa ditangguhkan tahun depan.

Namun usai acara itu berlangsung, serombongan MTs Negeri alumni 1999/2000 itu mengunjungi Markun, ia selaku guru PPKN dimasa itu yang kini terbaring kaku dan hanya bisa mendengar tapi tak bisa berbicara bertahun-tahun, sehingga rombongan itu memberi hadiah dan uang tunai yang mereka kumpul dari setiap anggota alumni baik di yang berada di Selatpanjang maun pun di luar bukti mereka masih ingat dan perhatian.

Atas kesepakatan rombongan itu Inisiator diminta untuk menyerahkan cendramata dan uang tunai yang hasil dari iuran mereka.

"Pak, kami murid-murid bapak datang dan kami usai reuni, semoge bapak lekas sembuh, ini ade sedikit rezki dan cenderamata, mohon bapak jangan tengok yang kami beri tapi tengoklah upaye atas kekompakan kami untuk ape yang bisa kami bantu," kata Pak Usu.

Mendengar sosok suara muridnya itu tak terasa air mata Markun dan Istrinya keluar, sehingga para rombongan pun ikut menangis. Usai mengunjungi Markun para rombongan mendatangi Kepala Sekolahnya Karim Tayah yang kini juga sakit-sakitan, rombongan itu disambut baik oleh mantan Kepala Sekolah MTs Negeri Selatpanjang itu sehingga perbincangan kecil dimasa sekolah itu dimulai.

Sambil tertawa bersama mantan anak asuhnya sosok kepala sekolah itu didampingi istrinya ia berdua mengeluarkan air matanya. Tak ingin berlama-lama karena karena tak sanggup melihat kepala sekolah yang terkenal disiplin dan tegas itu menahan air matanya, para rombongan itu pun segera pamit pulang, sehingga hal senada diucap Inisiator saat hendak memberi bantuan dan cenderamata.

"Besok kalau lebaran jangan lupa datang kesini ya," ucap Istri Karim sambil mengusap air matanya.

Pak Usu juga menyampaikan terimakasihnya kepada rekan-rekannya yang telah berpatisipasi, menyisihkan dari rezeki masing-masing untuk membantu anak yatim dan guru.

"Semoge Allah sajelah yang membalas kebaikan rekan-rekan dan semoge ditahun depan lebih ramai lagi," jelasnya.

Sementara itu Nurika selaku rekannya, mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada Pak Usu sang Inisiator terjalinnya silaturahmi ini tetap berlanjut.

"Saya berterimaksih kepada beliau yang selalu tak bosan-bosannya mengajak kami untuk melakukan silaturahmi melalui buka puasa ini, dan saya tidak menyangka kami bisa ngumpul dan tertawa serasa masih duduk dibangku MTs," paparnya.

Kata Ika lagi, untuk khusus acara ini selain ia dan rekan panitianya sepakat untuk memberi survrise kepada Pak Usu melalui cendramata sebagai simbolis kenang-kenangan berupa tanjak.

"Saya rasa kalau saya disuruh mengumpulkan kawan-kawan saya tidak sanggup, tetapi sosok Pak Usu yang sudah bertahun-tahun mengumpulkan kami tetap saja bisa dan selalu sabar padahal karakter kami berbeda-beda, saya salut dan bangga punya teman sehabat dia serta mengapresiasi atas keberhasilannya karena bisa mengumpul dan menyatukan kami lagi," bebernya.

Terakhir, ia berharap laki-laki yang akrab dipanggil Pak Usu itu murah rezeki, diberkahkan usianya dan segera mendapat jodoh.***