PEKANBARU - Kedatangan Presiden Joko Widodo ke Riau menuai protes dari aktivis. Mereka mengkritik di saat Jokowi mendapat gelar adat sebagai Datus Sri Setia Amanah Negara dari Lembaga Adat Melayu, ketika itu pula ribuan warga Riau terendam banjir.

"Kehadiran Presiden Jokowi ke Riau seharusnya dapat memberikan atensi dan membangkitkan semangat korban banjir," ujar Aktivis Mahasiswa Universitas Islam Riau, Mirwansyah kepada GoRiau.com, ‎Sabtu (15/12/2018).

Mirwansyah tidak mempermasalahkan Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke ibu kota Provinsi Riau, Pekanbaru pada 14-15 Desember 2018 dengan sejumlah agenda kegiatan. Agenda pertama Presiden adalah menerima gelar adat dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau.

Namun dari semua agenda Jokowi, tidak ada satupun tercantum untuk menjenguk para korban banjir. Dalam pemberitaan ‎beberapa waktu lalu, sejumlah warga bahkan meninggal dunia akibat banjir. Para korban didominasi anak-anak dan ada juga orang dewasa.

"Kedatangan Pak Jokowi ke Riau seharusnya memberikan atensi dan solusi soal banjir di sejumlah daerah di Riau. Bukan hanya agenda politik belaka," ketus Mirwansyah.

Dia juga meminta agar Jokowi setidaknya melihat korban banjir jika tidak membantu. Agar warga Riau bersemangat meski sedang dilanda bencana alam tersebut.

"Pak Jokowi kan datang sebagai presiden, lihat dong warga korban banjir, jangan hanya pencitraan saja. Riau sedang berduka Pak Jokowi, seharusnya bapak datang memberikan obat bagi rakyat, bukan malah menyusahkan rakyat," kata Mirwansyah.

Selain mendapat gelar adat Datuk Sri Setia Amanah Negara yang merupakan gelar adat tertinggi LAM Riau, Presiden Jokowi juga diagendakan untuk membagikan sertifikat tanah atau TORA di Rumah Dinas Gubernur Riau. ‎Presiden juga dijadwalkan menghadiri pagelaran budaya tarian adat di GOR Remaja Kota Pekanbaru serta silaturahmi dengan pimpinan pesantren Al-Kautsar. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau menyatakan ribuan jiwa di enam kabupaten dan kota di wilayah itu terdampak bencana banjir banjir, dengan enam korban diantaranya meninggal dunia.

Banjir terjadi di wilayah Pekanbaru, Kampar, Pelalawan, Rokan Hulu, Rokan Hilir dan Bengkalis. Di Kampar, ratusan warga terdampak banjir dilaporkan masih bertahan di tempat pengungsian. "Kami ini hanya rakyat kecil, tidak berani berbicara politik. Kami hanya berharap, Pak Jokowi mendatangi kami, setidaknya lihat-lihat saja jadilah. Kami tidak berharap bantuan, tapi kalau dijenguk presiden, kan senang pula rasanya," kata Tini, salah seorang ibu rumah tangga yang menjadi korban banjir di Kampar. (gs1)