SELATPANJANG - Sebanyak 385 kamar hotel di kota Selat Panjang, kabupaten Kepulauan Meranti, provinsi Riau, penuh dipesan wisatawan. Kehadiran mereka ke kota sagu itu dalam rangka mengikuti Festival Perang Air dan Night Carnival.

Kepala Dinas Pariwisata Riau, Fahmizal Usman didampingi Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga kabupaten Kepulauan Meranti, Rizky Hidayat menyampaikan, Festival Perang Air digelar selama 6 hari, sejak hari Selasa (5/2) dan akan berakhir pada, Minggu (10/2).

Dibuka secara resmi oleh Bupati Meranti, Irwan Nasir dan Kepala Dinas Pariwisata Riau, di jalan Diponegoro kota Selat Panjang, Kamis (7/2) sore.

"Dari data yang disampaikan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) kabupaten Kepulauan Meranti, 385 kamar hotel pada hari ke empat, lima dan enam sudah penuh dipesan para pengunjung," kata Kepala Dinas Pariwisata Riau, Fahmizal Usman, Rabu (6/2) malam.

"Pihak PHRI setempat juga sudah menawarkan jasa penginapan di rumah penduduk (homestay). Ada sebagian wisatawan yang mau menerima layanan itu, ada juga yang memilih menginap di rumah keluarganya," imbuh Fahmizal.

"Lebih jauh kita melihat bahwa tren size dari iven ini terus tumbuh positif, ini memberikan peluang besar untuk menyumbang devisa dan peningkatan produk domestik bruto," pungkasnya.

Fahmizal menuturkan, Festival Perang Air di tahun 2019 ini sedang berupaya meraih dua penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan kategori Festival dengan perserta terbanyak dan Festival menggunakan properti terbanyak, yakni becak motor (bentor).

"Saat ini tim kurator dari pihak MURI sudah datang ke kota Selat Panjang. Mereka akan menilai Festival Perang Air. Pada tahun 2018 lalu, Festival ini juara satu dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia, dengan kategori penghargaan Wisata Terpopuler," tutur Kadispar Riau, Fahmizal Usman.

Festival itu dilaksanakan setiap sore, pada pukul 16.00 hingga 18.00 WIB. Kemudian seluruh peserta menggunakan becak motor (bentor) sambil membawa ember dan mainan plastik berbentuk senjata berisikan air.

Rute yang dilalui yaitu jalan Kartini, Imam Bonjol, Ahmad Yani dan Jalan Tebing tinggi. Selain masyarakat yang menggunakan bentor, ada juga masyarakat yang mengikuti kegiatan ini hanya berdiri di sepanjang jalan sambil menyiramkan air ke peserta yang melewati badan jalan.

Kegiatan ini setiap tahun digelar sangat seru, seluruh peserta basah kuyup, tertawa gembira menikmati permainan ini.

Festival perang air merupakan festival atau pesta rakyat yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu dan merupakan kebiasaan masyarakat Kepulauan Meranti, berawal dari tradisi warga Meranti yang mengungkapkan kegembiraannya saat berkumpul bersama keluarga saat perayaan hari-hari besar keagamaan.

Selain bermain perang air, kegiatan ini juga diramaikan berbagai rangkaian acara, yakni Meranti Night Carnival di jalan Merdeka – Pandjaitan, pawai perang air, food street center point, handycraft and gift selling, live music, penyerahan penghargaan, pesta kembang api, pameran dan instgramable photo booth. ***