JAKARTA – Kepala Staf Kepresidenan RI, Moeldoko, dikabarkan bertemu 13 tokoh Gerakan Suluh Kebangsaan di kediamannya pada Selasa (24/09/2019), guna menyikapi persoalan-persoalan Bangsa termasuk sejumlah unjukrasa di sejumlah kota di Indonesia.

"Pemerintah berupaya mendengar dan mencari masukan dari para tokoh yang hadir,” kata Moeldoko seperti dilansir Indonesiaberita pada Rabu (25/09/2019).

Moeldoko memastikan bahwa pemerintah dalam hal ini presiden, memberi perhatian pada aspirasi masyarakat. Presiden, kata Moeldoko, "tidak pernah mengabaikan suara publik,”.

Profesor Machfud MD yang hadir dalam kesempatan itu menyampaikan, bahwa akan lebih bijak jika pemerintah dan mahasiswa menempuh jalur hukum daripada aksi jalanan.

Alissa Wahid menambahkan, “Mereka yang berunjukrasa sebagian adalah pendukung Jokowi. Presiden harus lebih peka terhadap kritik yang disampaikan,”.

Menanggapi aksi unjukrasa mahasiswa, para tokoh sepakat agar pemerintah lebih persuasif dengan membuka ruang dialog. Unjukrasa di lapangan terjadi akibat mampetnya ruang bagi mahasiswa menyampaikan pendapat secara langsung. Dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa kampus menjadi tempat ideal untuk berdialog langsung dengan melibatkan pemerintah.

Selain Prof. Mahfud M dan Alissa Wahid, 11 tokoh lainnya yang hadir dalam kesempatan itu adalah, Franz Magnis Suseno, Sarwono Kusumaatmadja, Helmy Faishal, Ahmad Suaedy, A. Budi Kuncoro, Syafi Ali, Prof. KH Malik Madany, Romo Benny Susetyo, Rikad Bagun, Alhilal Hamdi, Siti Ruhaini.***