PANGKALANKERINCI - Fire Free Village Program (Program Desa Bebas Api) yang digagas dan dijalankan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) sangat didukung masyarakat.

Sebab, masyarakat sangat menyadari program ini tidak hanya menjaga lingkungan, namun juga berdampak meningkatkan penghasilan mereka, khususnya petani.

Ketua Kelompok Tani Berkat Mandiri di Kelurahan Pelalawan, Salim (53), mengaku sangat senang dan bersyukur dengan adanya Program Desa Bebas Api PT RAPP.

''Kita sangat senang karena perusahaan telah memberikan edukasi agar masyarakat tidak membuka lahan dengan cara membakar,'' kata Salim.

Cara tersebut, kata Salim, jelas sangat baik, karena menjaga lingkungan tetap bersih tanpa asap. Sebelumnya, masyarakat di daerahnya membuka lahan selalu dengan cara membakar.

''Namun, sejak diberikan edukasi oleh Crew Leader Kelurahan Pelalawan dari Program Desa Bebas Api, masyarakat tidak lagi membuka lahan dengan cara membakar karena mereka tahu kegiatan tersebut berbahaya,'' jelasnya.

Diungkap Salim, tahun 2016 lalu, PT RAPP membukakan lahan masyarakat seluas 15 hektare (ha) di Kelurahan Pelalawan. Lahan berupa semak belukar itu dibersihkan perusahaan menggunakan alat berat dan hand tractor.

'Tidak hanya dibukakan lahan, para petani juga diberikan pembinaan dan pendampingan oleh perusahaan, dari mulai menanam hingga panen,'' ujarnya.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/14032017/foto1jpg-5653.jpgSalah satu petani di Kelurahan Pelalawan memanfaatkan hand tractor untuk mengolah lahan pertanian di desanya. Dengan alat ini, warga dapat membuka lahan tanpa bakar.

''November tahun lalu kami mulai menanam dan ada yang sudah panen 1 ton padi di lahan setengah hektare. Kami perkirakan panen bakal mencapai 50 ton di lahan 15 hektare jika tidak ada hambatan,'' ujarnya.

Sementara Manajer Program Desa Bebas Api PT RAPP, Sailal Arimi, menjelaskan, pembukaan lahan tanpa bakar, termasuk dalam program Desa Bebas Api. Perusahaan memberikan bantuan untuk membuka lahan dan memberikan pendampingan kepada masyarakat.

''Perusahaan hanya menyediakan fasilitas, masyarakatlah yang berusaha untuk bertani, bukan kita. Mereka telah bersungguh-sungguh untuk menanam padi. Dan yang lebih menggembirakan, mereka sudah mengerti jika membakar lahan dengan membakar itu berbahaya dan dapat merusak alam,'' ucap Sailal.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/14032017/foto2jpg-5652.jpgSeorang Petani di Kelurahan Pelalawan sedang mengawasi sawahnya dari hama di lahan yang dibuka tanpa bakar dengan bantuan PT RAPP. Pembukaan lahan tanpa bakar merupakan cara  sangat baik karena lingkungan bersih tanpa asap

Lanjut Sailal, sejak dimulai 2014 lalu hingga 2017 ini Program Desa Bebas Api telah diikuti 18 desa yang tersebar di tiga kabupaten, yaitu, Pelalawan, Siak dan Kepulauan Meranti.

RAPP memberikan reward yang menarik kepada desa yang telah sukses mencegah pembakaran lahan di wilayahnya.

''Reward tersebut berupa pemberian Rp50 juta dan Rp100 juta dalam bentuk infrastruktur, jika sebuah desa telah sukses menerapkan zero api,'' sebutnya.

Pada 2014 lalu, Kelurahan Pelalawan mendapatkan hadiah Rp50 juta, karena masih terjadi kebakaran lahan seluas 0,5 hektare. Reward tersebut digunakan membeli mesin pompa air untuk pemadaman kebakaran lahan di daerah tersebut.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/14032017/foto3jpg-5651.jpgKapolres Pelalawan AKBP Ari Wibowo SIK memberikan arahan agar menjaga dan memanfaatkan kantor Babinkamtibmas dan MPA yang telah dibangun melalui program Desa Bebas Api APRIL (PT RAPP) dengan baik. Ia apresiasi dengan program Desa Bebas Api karena mengajak masyarakat untuk menjaga lahan mereka dari kebakaran. Program ini turut membantu pemerintah dalam mendukung Pelalawan tanpa asap.

Tahun 2015, Kelurahan Pelalawan yang dipimpin Edi Arifin ini sukses menerapkan  zero api dan mendapat reward sebesar Rp100 juta.

''Hadiah itu digunakan untuk membangun kantor Masyarakat Peduli Api (MPA) dan Babinkantibmas. Pasalnya, lembaga itu menjadi tulang punggung mengatasi pembakaran lahan di wilayahnya,'' terang Sailal. (adv)