SIAK SRI INDRAPURA, GORIAU.COM - Kendati nyaris dibunuh dan dimutilasi tersangka SP, akhirnya Jamal (14), pelajar kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ikhlas Bunut, Kecamatan Tualang, Siak ini kembali kepangkuan orangtuanya setelah 10 bulan menghilang.

Saat ditemui Goriau.com di Mapolres Siak, Jamal terlihat bahagia dapat bertemu kembali dengan ayah kandungnya, Suriyanto. Dengan terbata-bata, Jamal menceritakan bagaimana tersangka SP berupaya membujuknya agar ikut ke Ujung Batu, Kabupaten Rohil.

"Kejadian itu sekitar bulan November 2013, saya diajak ke kampung SP di Ujung Batu. Kata SP disana enak dan mewah, ternyata saya jadi gembel, sering makan mi, sering juga tak makan seharian," cerita Jamal.

Sesampai di Ujung Batu, lanjut Jamal, ada sekitar tiga bulan dia bersama SP, namun apa yang dijanjikannya tak pernah terbukti. Untuk makan sehari-hari, Jamal terpaksa mencari ikan dan tidur di atas pompong bersama SP.

"Kalau tak dapat ikan, tak makan seharian, kadang minta sama keluarga SP nasi. Orangtua SP saat itu sedang sakit," ujarnya.

Selama tiga bulan bersama SP, Jamal mengaku tidak pernah melihat gelagat SP yang aneh-aneh. Tapi, pernah suatu malam, SP tak mau tidur dan mondar mandir di pinggir sungai, dekat pompong.

"Karena udah ngantuk, saya tidur duluan. Belum lagi terlelap, saya perhatikan SP terus melihat saya, sekali-kali mendekat, tapi dia tak mau bicara. Wajahnya tampak pucat dan saya lihat memegang sesuatu seperti parang. Karena lelah, saya tertidur dan paginya SP bilang mau balik ke Siak, saya disuruh tinggal di Ujung Batu, sekalian jaga ayahnya yang sedang sakit," kata Jamal.

Sejak kepergian SP, Jamal mengaku tidak pernah lagi ketemu dengannya."Setelah tahu SP itu pembunuh, mungkin malam itu saya mau dibunuhnya, tapi tak jadi karena saya disuruh menjaga ayahnya yang sedang sakit," tambah Jamal yang saat ini putus sekolah sejak dibawa SP ke Ujung Batu.

Ayah Jamal, Suriyanto, warga Desa Pinang Sebatang Timur, Bunut, Kecamatan Tualang, Siak, tidak pernah berfikir bahwa SP adalah pelaku pembunuhan. Duda tiga anak ini seketika kaget setelah mendengar berita dari tetangga, bahwa SP merupakan salah satu pelaku pembunuhan.

"Sejak Jamal pergi dengan SP, saya tak curiga, karena SP tetangga yang cukup baik. Tapi, setelah berbulan-bulan tak ada kabar, sekitar akhir bulan Juli 2014, saya melaporkan anak hilang ke Polsek Tualang," ujar Suriyanto.

Setelah polisi menangkap SP bersama MD, DP dan DD, pelaku mutilasi, pada 9 Agustus 2014 lalu, Jamal dijemput pihak kepolisian ke Ujung Batu untuk dibawa kembali ke Siak.

"Pak Kapolsek Tulang datang kerumah mengabarkan Jamal masih hidup dan sekarang ada di kantor. Buru-buru saya melihat, dan ternyata memang anak saya Jamal," ujarnya.

Selain Jamal, Daut (9), juga selamat dari tersangka SP karena sepeda motor penuh dengan dua tumpangan temannya saat diajak pergi memancing ikan.

"SP bujuk saya pergi mancing, katanya di sana banyak ikan besar-besar. Saya dan dua teman SP ingin ikut, karena sepeda motor tak muat, akhirnya saya tak jadi pergi," kata Daut.

Seperti diberitakan, Polda Riau berhasil menangkap empat tersangka pembunuhan, yakni MD,SP,DP dan DD. Sampai saat ini, sudah ada tujuh korban yang diidentifikasi. Sebelum membunuh, semua alat kelamin korban dipotong.(nal)