PANGKALANKERINCI, GORIAU.COM - Kanaliasi yang dilakukan PT Musim Mas di Desa Talau Kecamatan PangkalanKuras, Pelalawan, Riau mengancam hidup 80 KK nelayan. Pasalnya, akibat kanalisasi aliran Sungai Napoh menjadi dangkal karena erosi sementara warga menggantungkan hidup dari sungai tersebut. Selain itu, perusahaan yang berbatas langsung dengan kampong lama, Desa Talau kurang mendapat sentuhan program pemberdayaan dari perusahaan

''Sangat memprihatinkan kondisi masyarakat di sana. Salah satu mata pencaharian turun temurun adalah mencari ikan di Sungai Napoh tapi kini tak bisa lagi. Sungai mendangkal bahkan kini sungai itu bisa dilewati dengan berjalan kaki,'' ujar Ketua Komisi B DPRD Pelalawan H Herman Maskar, S.Pd, Senin (24/9/2012).

Herman Maskar mengatakan, dirinya sudah turun langsung ke lapangan. ''Selain mendengarkan langsung keluhan masyarakat, kondisi Sungai Napoh yang semakin dangkal itu juga saya saksikan langsung,'' ungkap Herman.

Kanal PT MM dibangun dengan muara langsung ke Sungai Napoh tapi karena terjadi pengikisan pinggir kanal dengan lahan gambut menyebabkan terjadinya penimbunan di daerah aliran sungai sehingga menjadi dangkal. ''Setelah sungai dangkal dan ikan tak lagi menjanjikan warga berpindah ke kebun karet. Tapi maklum sajalan kebun karet masyarakat ditambah lagi harga karet yang labil menyebabkan ekonomi masyarakat semakin goyang pula,'' ujarnya.

Sangat disayangkan sebut Herman, meski berbatas langsung dengan perusahaan,namun perhatian perusahaan terhadap masyarakat sangat tidak seperti yang diharapkan. Bahkan masyarakat hidup tanpa aliran listrik.

Berdasarkan laporan masyarakat setempat, pihakperusahaan telah membangun kebun sawit pola kemitraan KKPA. Namun luasan kebun sangat tidak sebanding dengan jumlah kepala keluarga yang ada.

''Bayangkan ada 50 KK dengan luas kebun KKPA 10 hektar. Jadi kalau menurut warga tiap KK dapat kurang lebih 8 pokok sawit, ini kan semacam tak masuk akal,'' papar Herman. (kst)