PEKANBARU, GORIAU.COM - Temuan gas elpiji 3 kg oleh sebagian warga yang isinya tak lagi penuh dengan kondisi segel mudah lepas, Kepala bidang pengawasan Disperindag Provinsi Riau, malah bungkam.

Temuan ini jelas merugikan masyarakat, karena isi tabung gas "melon" yang seharus nya berisi 3 kg tapi kenyataanya hanya berisi separuhnya saja.

Ketika GoRiau.com, melakukan konfirmasi dan menanyakan langsung ke Elsa Soraya, selaku Kabid Pengawasan Diperindag Provinsi Riau, malah terkesan enggan menjawab. "Maaf saya sedang rapat," jawab Soraya, Senin (12/10/2015). Sekitar pukul 10.35 Wib.

Mendengar jawaban tersebut, GoRiau.com, berusaha membuat janji untuk mendapat keterangan terkait masalah gas elpiji 3 kg yang diduga isinya sudah berkurang. Namun lagi-lagi jawabanya tidak sesuai yang diharapkan.

"Saya harus bicarakan dulu dengan staf saya, bagian Kasi barang beredar," ungkapnya.

Pernyataan Soraya selaku Kabid Pengawasan ini, jelas mengecewakan, karena masyarakat yang sudah merasa tertipu ingin kepastian dari pemerintah, apalagi dirinya bertugas sebagai kepala pengawas, selain isinya yang tak penuh, gas elpiji 3 kg di pasaran juga langka, kalaupun ada harganya juga mahal.

Diberitakan sebelumnya, isi tabung gas ukuran 3 kg yang tidak penuh, dikeluhkan warga kecamatan Rumbai Pesisir bernama Hadi, setelah membeli gas elpiji 3 kg disalah satu agen, ia pun kaget ketika regulator dipasang ke tabung, jarum penunjuk tidak bergerak full.

"Saya baru saja beli tabung gas elpiji 3 kg dengan harga Rp30 ribu/tabung. Namun saat saya pasangkan regulator, meteranya menunjukkan isinya hanya separuh, selama ini kalau beli baru jarumnya berada di posisi penuh," ungkap Hadi kepada GoRiau.com, Senin (12/10/2015).

Menurut Hadi, kejadian ini merupakan yang ketiga kalinya, sebelumnya juga sama, gas elpiji yang dia beli juga hanya berisi separuh.

"Biasanya tabung di agen kan pakai segel plastik rapat, ketika mau saya pasang, segelnya bisa lepas dengan mudah seperti sudah dirusak sebelumnya, sebagai warga saya merasa dirugikan," tambahnya.

Hal serupa juga terjadi di kelurahan Marpoyan Damai, seorang ibu rumah tangga yang biasa dipanggil Erna ini, mengaku telah tertipu dengan membeli gas yang sudah disunat.

"Kami warga merasa dicurangi, masak kita dikasih tabung yang isinya cuma setengah, mana harganya juga mahal, saya beli Rp35 ribu/tabung," jelas Erna dengan nada kesal.

GoRiau.com, juga sempat mendatangi kantor Pertamina cabang kota Pekanbaru, di Jalan Sisingamangaraja, namun sayang tidak ada satupun yang bisa memberikan komentar.

Bahkan dengan nada ketus, salah satu pegawai Pertamina bernama Agus mengatakan, bahwa pihak yang berwenang masalah gas elpiji sedang di Medan. Namun ketika ditanya kedua kalinya, dia malah bilang, pihak humas sedang di Padang.

"Awak tuh dari mana, bos lagi ke Padang, tidak ada yang bisa jawab soal gas disini selain beliau," kata Agus dengan nada ketus.

Seakan kompak, pihak Disperindag Pekanbaru, dalam hal ini Kabid Perdagangan, juga tidak mau berkomentar saat dihubungi melalui telepon celulernya.(dnl)