JAKARTA, GORIAU.COM - Menteri BUMN Dahlan Iskan memastikan proyek Tol Trans Sumatera tetap berjalan meskipun PT Hutama Karya (Persero) sebagai pihak yang ditunjuk membangun jalan sepanjang 2.700 km tersebut tidak mendapat suntikan dana berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) dari APBN.

''Tol Trans Sumatera tetap jalan. Hutama Karya bersama BUMN lainnya siap bersinergi. Ini bagian dari pengabdian BUMN kepada negara," kata Dahlan, di Jakarta, Rabu (17/9).

Hutama Karya hampir dipastikan tidak akan mendapat suntikan modal pada RAPBN 2015 karena Peraturan Presiden (Perpres) penugasan kepada Hutama Karya (Persero) sebagai pelaksana proyek belum juga turun.

Sebelumnya dalam APBN-P 2014 Hutama Karya pernah diusulkan mendapat PMN sebesar Rp2 triliun tapi mendapat penolakan karena alasan yang sama Perpres belum turun.

Menurut Dahlan, setelah dipastikan tidak mendapat PMN dan pinjaman dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP), Hutama Karya segera bergerak cepat mencari skema pendanaan.Dia menjelaskan skemanya yang ditempuh adalah pola "bangun dan jual".

Saat pengerjaan satu seksi atau ruas jalan selesai sekitar 80 persen, bisa dijual kepada Jasa Marga atau kepada pihak yang menawar lebih tinggi. Kemudian, dana yang diperoleh dari penjualan dapat digunakan untuk pembangunan seksi berikutnya."Saya sih berpikiran Jasa Marga yang menjadi standby buyer," ujarnya.

Menurut catatan, tol Trans Sumatera terbagi menjadi empat koridor utama dan tiga koridor prioritas jaringan jalan tol di Pulau Sumatera.

Keempat koridor utama jaringan jalan tol itu melalui Lampung-Palembang sepanjang 358 kilometer (km), Palembang-Pekanbaru (610 km), Pekanbaru-Medan (548 km), dan Medan-Banda Aceh (460 km). Adapun perkiraan investasi pengerjaan empat koridor jalan tol itu mencapai sekitar Rp298 triliun.

Direktur Utama PT Hutama Karya I Gusti Ngurah Putra mengatakan, pihaknya akan menggandeng beberapa perusahaan plat merah lainnya untuk saling patungan menyelesaikan ruas demi ruas Tol Trans Sumatera. Ada beberapa nama yang siap membantu yaitu Semen Indonesia, PTPN, Waskita Karya, hingga Jasa Marga. "Tapi lead-nya tetap Hutama Karya," katanya.

Putra mengatakan, selain BUMN-BUMN tadi ada beberapa Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang juga berminat bergabung di proyek Tol Trans Sumatera. Bahkan ada bank-bank BUMN siap mendanai dengan bunga kredit yang lebih lunak dari umumnya.

"Bank-bank bilang ada special rate. Nanti setelah perpres turun baru kita koordinasi, kalau sekarang mau koordinasi pakai apa?" katanya.

Dia mengemukakan pula jika sudah berhasil membangun tol, maka HK tak harus menunggu sampai balik modal. Menurutnya, dalam draf Perpres soal penugasan proyek Trans Sumatera, pihak HK punya keistimewaan untuk menjual tolnya ke pihak lain."Di dalam perpres berbunyi HK mulai dari pembiayaan, perencanaan, pelaksana, pengelola, dan pengoperasian. HK punya keistimewaan misalnya nggak mau (mengoperasikan), bisa dijual," katanya.

HK akan mendapat penugasan 4 ruas Tol Trans Sumatera. Empat ruas tol itu antara lain ruas Medan-Binjai, Riau-Dumai, Palembang-Indralaya, Bakauheuni-Terbanggi Besar. Namun dari 4 ruas tol itu yang menjadi prioritas adalah ruas Palembang-Indralaya dan Medan-Binjai.

Keempat ruas tersebut bakal menelan biaya investasi Rp 31,5 triliun. Khusus untuk ruas Palembang-Indralaya untuk kebutuhan lahan dan konstruksi totalnya mencapai Rp 3,6 triliun dan untuk Medan-Binjai Rp 1,6 triliun.

Chairul Tanjung, Menko Perekonomian, mengungkapkan bahwa pemerintah akan memulai pembangunan Tol Trans Sumatera pada awal Oktober 2014. Peraturan Presiden (Perpres) tentang proyek ini akan terbit dalam waktu dekat.

Penyelesaiannya hanya tinggal masalah administratif."Saya sudah minta supaya Menteri BUMN paralel, HK (Hutama Karya) disiapkan, segala macam. Draf-nya sudah ada, jadi berdasarkan draf dulu saja," sebutnya. (ant)