PEKANBARU, GORIAU.COM - SM (16), seorang pelajar SMP di Kabupaten Rohil, Provinsi Riau, tega menyodomi AN (9) siswa SD hingga mengakibatkan anus-nya lecet. Bahkan perbuatan pelaku sudah dilakukan puluhan kali sejak Januari 2014 lalu. Tak senang, keluarga korban melapor ke polisi.

"Awalnya, ibu korban menanyakan kenapa perilaku anaknya berubah, lalu ia menjelaskan bahwa anusnya telah dimasukan alat kelamin pelaku, serta tangan dan alat kelamin korban dipegang oleh pelaku, disertai dengan perbuatan pelecehan lainnya, seperti mencium," ujar Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo, Minggu (11/5/2014).

Data di kepolisian menyebutkan, SM telah melakukan perbuatannya terhadap AN hingga 14 kali. Terungkapnya tindak pelecehan seksual oleh SM ketika orang tua korban curiga atas perubahan sikap AN. Dari laporan yang masuk ke Polda Riau.

SM merupakan tetangga AN di Dusun Cibaliung Bagan Batu, Bagan Siapiapi, Kabupaten Rohil, Riau. Kasus ini terungkap pada hari Jumat 9 Mei 2014 lalu, sekitar pukul 19.00 WIB, dimana pelapor yang tak lain adalah orang tua korban merasa curiga karena melihat anaknya kelihatan pucat dan banyak diam.

Mengetahui hal tersebut, orang tua korban langsung mengecek tubuh anaknya, dan menemukan adanya luka lecet pada bagian anus korban. Tak terima anaknya diperlakukan tak senonoh, orang tua korban kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Bagan Siapiapi.

Menerima laporan tersebut, Polsek Bagan Siapiapi kemudian membawa korban ke Puskesmas untuk dilakukan visum. Dari Verifikasi hasil visum ini, dokter Puskesmas Bagan Batu membenarkan adanya terdapat luka lecet pada bagian Anus korban.

Selanjutnya, Polres Rohil melalui Polsek Bagan Siapiapi kemudian mengamankan pelaku yang masih bau kencur ini. "Korban dan saksi lain sudah dimintai keterangannya. Pelaku melancarkan aksi di rumahnya, pada malam hari ketika orang tua korban pergi wirid," jelas Guntur.

Saat ini, kata Guntur, pihaknya tengah menyelidiki kasus tersebut apakah pelaku juga melakukan hal serupa kepada anak lainnya atau tidak. "Kita masih lakukan penyelidikan, apakah korbannya lebih dari satu orang," terangnya.

Minimnya pengawasan kepada anak di bawah umur, membuat meningkatnya tindak kejahatan, seperti pelecehan seksual yang belakangan marak terjadi. Oleh sebab itu Polda Riau mengimbau kepada orang tua, agar selalu mengawasi perilaku anak, serta pergaulan mereka di lingkungan.

"Ini dipengaruhi oleh lingkungan dan kecanggihan teknologi, dimana akses negatif dapat dengan mudah ditemukan, baik di televisi maupun dunia maya, di sini kita harapkan peran orang tua untuk lebih memantau aktivitas keseharian anak,"

Selain itu, sambung Guntur, orang tua juga diminta untuk tidak membiarkan anak sendirian berada di rumah, karena dengan adanya kesempatan tersebut, akan membuka peluang terjadinya tindak kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur.

Dari rekap data Polda Riau sejak Januari hingga 7 Mei 2014, untuk Rohil sendiri sudah terdapat 12 Kasus terkait pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, dengan jumlah korban sebanyak 12 anak-anak. ***