SIAK SRI INDRAPURA - Tradisi Ghatib Beghanyut yang dilaksanakan masyarakat Kabupaten Siak sekali setahun ini sudah ada sejak 1976. Ritual ini dilaksanakan sebagai upaya menolak bala agar negeri terhindar dari musibah.

Tradisi kebudayaan turun-temurun 'Ghatib Beghanyut' dilaksanakan pada Selasa 22 Oktober 2019 malam, usai salat isya di Pelabuhan Lalu Lintas Sungai Danau dan Penyebrangan (LLASDP) Siak.

Kegiatan religius yang dibuka oleh Asisten Administrasi Umum Jamaluddin itu dihadiri oleh Pimpinan OPD, Ratusan Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Alim Ulama, Tokoh Adat dan Masyarkat baik dari kota Siak maupun dari luar daerah.

Sementara itu, Ketua LAMR Kabupaten Siak Wan Said menjelaskan bahwa tradisi Ghatib Beghanyut sudah dipercaya secara turun temurun oleh masyarakat. Kegiatan yang juga disebut ritual tolak bala.

“Dahulu ada dua cara yang dilakukan untuk melaksanakan doa tolak bala yakni Ghatib Bejalan dan Ghatib Beranyut, dengan menggunakan sampan berhanyut di Sungai Siak," kata dia.

Sementara itu, pada kesempatan yang berbeda Kadispar Siak Fauzi Asni mengatakan tahun ini para peserta tak hanya dari Kabupaten Siak saja, tapi juga dari Aceh, Kabupaten Batu Bara dan Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara.

"Para peserta juga melantunkan dzikir yang dipimpin langsung oleh Dr Syekh H Hasan Haitami, dari Kabupaten Rokan Hulu (Rohul)," terangnya.

Dalam sambutannya, Jamaluddin mengatakan Ghatib Beghanyut ini untuk mengusir penyakit. "Tradisi ini sudah ada sejak lama. Kalau orang tua kita dulu, behanyutnya mulai dari Kecamatan Tualang, Buatan Koto Gasib hingga ke Mempura," ujar Jamal.

Dalam kondisi sekarang menurut Jamal, selain religius, Ghatib Benghanyut ini sangat bisa mengudang wisatawan datang ke Siak. Baik dari domestik maupun mancanegara.

"Sesuai visi misi Kabupaten Siak sebagai tujuan wisata religius di Sumatera, ke depannya kita berharap, itu kesampaian," harapnya.

Tradisi melaksanakan zikir dan tahlil berjamaah di atas kapal dan sampan dengan berhanyut di Sungai Siak ini sebelumnya juga dirangkai dengan kegiatan ziarah ke makam sultan-sultan yang ada di Kota Istana.***