PEKANBARU - Sejumlah anak muda di Riau yang menamakan diri Aliansi Pemuda Riau Cinta Damai menolak keras rencana deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Pekanbaru, Riau.

Penyampaian aspirasi dan penolakan ini dilakukan melalui Konferensi Pers di Pekanbaru, Minggu (11/10/2020). Aliansi ini terdiri dari pemuda-pemudi dengan latar belakang organisasi, daerah, dan kampus yang berbeda.

Dalam Konferensi Pers ini, aliansi membawa spanduk dan poster serta menjalankan protokol kesehatan dengan baik. Mereka juga memegang foto deklarator KAMI Pusat, yakni Gatot Nurmantyo dan Din Syamsuddin.

Kedua foto tokoh tersebut mereka coret dengan tanda silang dan dipegang saat pembacaan pernyataan sikap.

Masing-masing Anggota Aliansi juga menjaga jarak satu sama lain mengikuti protokol kesehatan Covid-19

Koordinator Aliansi, Fandi mengatakan, pihaknya menilai deklarasi KAMI akan berpotensi menimbulkan kegaduhan dan perpecahan di tengah warga Riau yang majemuk serta harmonis, apalagi saat ini dalam kondisi pandemi Covid-19.

Dia menegaskan, pihaknya menolak deklarasi ataupun kehadiran KAMI di Riau karena dikhawatirkan dapat memecah-belah masyarakat Riau yang saat ini sedang berjuang bersama melawan Covid-19.

"Telah terjadinya penolakan terhadap KAMI di berbagai daerah harusnya menjadi jawaban bahwa masyarakat tidak mau lagi dibodohi oleh tokoh-tokoh yang haus akan jabatan seperti Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan lainnya dengan berkedok demokrasi dan kebebasan berpendapat. Apalagi KAMI mau deklarasi di Riau, ini sangat ditolak oleh Pemuda Riau yang sangat mencintai Riau yang damai dalam kemajemukan," katanya.

Fandi juga mengkritik keras pernyataan Gatot Nurmantyo tentang Letjend TNI (Purn) Yunus Yosfiah dan mantan Presiden Gus Dur, dimana Gatot menuduh keduanya sebagai anggota PKI.

"Pemuda Riau mengkritik keras pernyataan Gatot Nurmantyo yang telah menuduh Letjen TNI (Purn) Yunus Yosfiah dan mantan Presiden Gus Dur sebagai PKI. Padahal Bapak Yunus Yosfiah dan Gus Dur adalah sosok negarawan yang telah berkiprah membangun Indonesia pasca reformasi. Pernyataan Gatot Nurmantyo ini adalah hoax dan provokasi yang sangat melukai hati kami generasi muda Indonesia," tegasnya.

Dalam Konferensi Pers ini, Aliansi Pemuda Riau Cinta Damai menyampaikan sembilan poin penolakan Deklarasi KAMI ataupun kehadirannya di Riau, yakni;

1. Menolak deklarasi ataupun kehadiran KAMI di Riau karena dikuatirkan dapat memecah-belah masyarakat Riau yang saat ini sedang berjuang bersama melawan Covid-19

2. Mengecam keras provokasi yang dilakukan oleh para tokoh KAMI terkait persoalan Omnibus Law UU Cipta Kerja yang dengan sengaja dilakukan untuk mendiskreditkan pemerintah.

3. Mengutuk keras pernyataan Gatot Nurmantyo yang telah menuduh Letjen TNI (Purn) Yunus Yosfiah dan mantan Presiden Gus Dur sebagai PKI. Padahal Bapak Yunus Yosfiah dan Gus Dur adalah sosok negarawan yang telah berkiprah membangun Indonesia pasca reformasi. Pernyataan Gatot Nurmantyo ini sangat melukai hati kami generasi muda Indonesia.

4. Gatot Nurmantyo dan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia telah dengan sengaja menyebarkan isu kebangkitan PKI yang tidak bisa mereka buktikan untuk menyebarkan ketakutan dan menimbulkan rasa saling tidak percaya di tengah masyarakat.

5. Mendesak aparat Kepolisian agar tidak memberikan izin terhadap setiap aktivitas KAMI di Riau. Aktivitas KAMI adalah gerakan politik praktis yang diduga berusaha menjatuhkan pemerintah dengan bungkus gerakan moral dan ingin mendorong Gatot Nurmantyo sebagai Calon Presiden 2024.

6. Riau dengan Budaya Melayu dan Kemajemukan masyarakatnya yang cinta damai juga sangat bertolak belakang dengan watak tokoh KAMI yang dalam beberapa pernyataannya justru menebarkan Hoax dan kebencian. 

7. Meminta semua kepala daerah di provinsi Riau untuk dengan tegas melakukan penolakan terhadap kehadiran KAMI di setiap kabupaten/kota di provinsi Riau.

8. Mengajak seluruh elemen masyarakat Riau untuk tetap mengedepankan persatuan, menjaga kondusifitas, serta menolak gerakan - gerakan politik yang memecah belah persatuan dan kebhinekaan.

9. Meminta pemerintah dan semua elemen masyarakat agar dapat bersatu-padu serta membangun kepercayaan dan gotong-royong dalam menghadapi dampak dari pandemi Covid-19.

"Bila nantinya KAMI tetap hadir di Riau dalam bentuk apapun, Aliansi Pemuda Riau Cinta Damai akan mengusir secara paksa," pungkas Fandi saat menutup Konferensi Pers. ***