PEKANBARU - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Riau 2018 dinilai sangat kurang sosialisasi, sehingga banyak masyarakat yang tidak mengetahui hari pemilihan pada tanggal 27 Juni 2018 mendatang.

Hal itu disampaikan oleh Calon Gubernur Riau nomor urut 1, Syamsuar, saat berkunjung ke kantor salah satu media ternama di Riau bersama rombongannya, Kamis (7/6/2018).

Dalam kesempatan itu, Syamsuar menyampaikan, sepanjang pelaksanaan Pilkada di Riau, baru kali ini helat demokrasi 5 tahunan tersebut terasa sangat sepi, karenanya, informasi Pilkada banyak masyarakat yang tidak tahu.

"Dulu kita boleh pasang Alat Peraga Kampanye (APK), di tempat yang kita kira masyarakat belum dapat informasi Pilkada, hingga ke pelosok-pelosok secara beramai-ramai dengan calon lain. Sekarang, di sini tak boleh, di situ tak boleh," kata Syamsuar.

Tidak hanya itu, calon juga tidak diperbolehkan untuk melakukan kampanye di media massa, sehingga menurut Syamsuar, pihaknya merasa terkekang, sekaligus tidak bisa ikut mensosialisasikan Pilkada 2018 melalui APK atau media massa.

"Seharusnya semakin bagus undang-undang semakin bagus pula Pemilunya. Tapi yang sekarang bukannya makin Bagus saya lihat. Sudah berkali-kali saya ikut Pilkada baru kali ini merasakan seperti ini," imbuhnya.

Dulu menurut Syamsuar ketika ada Pilkada, maka semarak dan kemeriahannya sudah dirasakan jauh-jauh hari, sehingga banyak masyarakat yang membicarakan Pilkada.

"Saya lihat macam tak ada Pilkada. Kalau dulu meriah, dimana-mana bisa pasang APK, dimana-mana orang bicara Pilkada. Saya lebih senang kalau tidak dibiayai negara untuk pencetakan dan pemasangan APK, ini sebenarnya kan ngasih proyek ke KPU, dan membuat kinerjanya tidak maksimal," tuturnya.

Mensiasati hal tersebut, menurut Syamsuar pihaknya selalu rutin turun ke daerah untuk kampanye dan melakukan sosialisasi.

Dalam kesempatan itu, juga tampak hadir Ketua Tim Koalisi Riau Bersatu (Karib), Tengku Zulmizan, Sekretaris Tim Karib, Fuady Noor, dan tim lainnya.

"Kami harusnya berupaya memenangkan calon yang diusung, dan mengatur strategi, ini malah kami harus sosialisasi terus. Di kampus saja masih banyak mahasiswa yang belum tahu," ujarnya.

"Stiker, slebaran dan APK lainnya kita sudah cetak banyak, sekarang menumpuk di posko. Sekarang mau dipajang dimana," imbuhnya. (rls)