PEKANBARU – Komisi V DPRD Riau membidangi olahraga meninjau Stadion Utama Riau di Jalan Naga Sakti, Pekanbaru, Minggu (12/6/2022). Kunjungan ini guna mempersiapkan bahan untuk rapat bersama pihak terkait.

Wakil Ketua Komisi V DPRD Riau, Karmila Sari, mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti hasil tinjauan ini Rabu malam (15/6/2022) mendatang, menyusul adanya ketertarikan PSPS untuk menyewa venue eks PON itu.

GoRiau

GoRiau
Disampaikan Karmila, dalam bangunan diatas 66 hektar tersebut, sebenarnya banyak potensi yang bisa digarap. Sehingga, pihaknya memiliki keyakinan bahwa stadion ini bisa memberikan dampak yang positif terutama untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) jika ada kebijakan khusus.

GoRiau

GoRiau

Berdasarkan penjelasan awal dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Riau, jelas Karmila, tawaran dari PSPS adalah kerjasama pemanfaatan tempat untuk iven Liga 2 yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

GoRiau
"Ada beberapa yang akan diperbaiki oleh manajemen PSPS, dan sebagian lagi diperbaiki oleh Pemprov. Mereka rencana sewa selama 15 tahun kedepan," kata Karmila, Senin (13/6/2022).

Makanya, dalam rapat rabu depan, Komisi V akan mengundang Biro Hukum, Bapenda, BPKAD, Dispora termasuk Komisi III DPRD Riau untuk bersama-sama mengkaji dasar hukum pemanfaatan aset dan pemanfaatan pihak ketiga tersebut, apakah bisa disewakan secara full atau bisa disewakan per spot atau lebih baik penerapan retribusi.

GoRiau
"Misalnya, yang disewakan ke PSPS hanya bagian dalam gedung, terus parkirnya kita kerjasamakan lagi dengan pihak ketiga atau BUMD, dan bagian-bagian lainnya," terangnya.

Tujuannya, supaya kerjasama ini tak merugikan Pemprov Riau seperti yang terjadi dalam penyewaan Gedung SPC Batam dan Hotel Arya Duta. Sebab, sangat disayangkan jika aset yang dibangun Rp 1,3 T ini tak memberikan dampak yang luas terhadap PAD dan pemanfaatan maksimal venue untuk peningkatan olahraga.

GoRiau
"Bangunan megah seperti ini tidak semua provinsi punya. Jangan sampai itu diabaikan. Selama ini memang disewakan, tapi karena belum tersistem, tak maksimal pendapatan disana," tuturnya. ***