SELATPANJANG - Dari dua tahun anggaran 2013 dan 2017, Pemkab Kepulauan Meranti telah mengirim 135 putra putri terbaik untuk menimba ilmu di berbagai perguruan tinggi. Rata-rata lulusan ini telah kembali dan mengabdi di Kota Sagu.

Demikin dijelaskan Kabid Pembinaan dan Ketenagaan Disdikbud Kepulauan Meranti, Syafrizal.

Menururnya, di tahun anggaran 2013, Pemda Meranti menjalin kerjasama dengan 5 perguruan tinggi (enam jurusan) di Indonesia. Diantaranya, Universitas Riau (Unri), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Politeknik Negeri Bandung (Polban), dan Batam Tourism Polytechnic (BTP).

Di Unri, Pemda Meranti mengirim 35 orang untuk menimba ilmu di Jurusan Akuntansi (24 orang - Diploma III) dan 10 orang Jurusan SI PAUD. Mahasiswa DIII Akuntansi angkatan 2013 ini telah lulus tahun 2015 yang lalu. Sedangkan mahasiswa SI PAUD baru selesai tahun 2017.

"Di PAUD budget sharing dengan provinsi. 10 orang diantaranya biaya dari Pemda Meranti," kata Syafrizal, Jumat (9/11/2018).

Lalu, di tahun yang sama (2013-red) juga dikirim putra putri terbaik ke beberapa universitas di luar Riau, yakni IPB, UGM, dan Polban. 25 orang DIII Pertanian IPB, 27 orang DIII Manajemen Akuntansi UGM, dan 29 orang DIII Teknik Sipil Polban. Mereka telah lulus tahun 2016 yang lalu. Terkendala anggaran, di tahun 2014 hingg 2016, program kerjasama Pemda dengan berbagai universitas dihentikan sementara.

Baru tahun 2017 dilanjutkan dengan mengirim 20 orang ke BTP. Mereka kuliah DI jurusan Room Division dan telah selesai pada tahun 2018.

"Rata-rata penerima bantuan beasiswa ini telah lulus dan bekerja di beberapa OPD," aku Syafrizal.

Dalam beberapa kesempatan, Bupati Drs H Irwan MSi mengatakan, awal-awal Kepulauan Meranti mekar menjadi sebuah kabupaten, SDM sangat minim. Sementara, Pemda banyak membangun dan dibutuhkan perencana, pelaksana, dan pengawas.

Kondisi itu, tambah Bupati Irwan, tak akan mungkin dibiarkan terus berlangsung. Sebab, selaku kabupaten termuda di Riau dengan tingkat kemiskinan tertinggi harus mengejar ketertinggalan pembangunan.

Akhirnya, hingga 2018, sudah ada sebanyak 135 SDM siap pakai dan telah pula mengaplikasikan keilmuannya di beberapa OPD. ***