PEKANBARU - Anggota Komisi V DPRD Riau, Abu Khoiri mengaku kecewa dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau yang dinilainya tidak komitmen dengan visi misi Gubernur Syamsuar dan Wakil Gubernur, Edy Natar Nasution saat kampanye dulu.

Hal tersebut dia sampaikan lantaran pemerintah tidak pernah lagi memberikan bantuan kepada masyarakat berupa dana hibah rumah ibadah. Padahal, Gubernur sudah menjabat lebih dari dua tahun.

Dikatakan pria yang biasa disapa Aboy ini, Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pemprov Riau sebelumnya sudah membuat komitmen bahwa mereka akan melakukan studi banding ke Sumatera Utara, karena disana ada kebijakan bantuan rumah ibadah.

"Tapi dari yang saya dengar, ternyata tidak ada tindaklanjutnya. Ini sudah jadi perdebatan keras di Badan Anggaran (Banggar) DPRD Riau. Kenapa pemerintah ini tak mau? Padahal visi misi gubernur mau menciptakan masyarakat yang beriman, bagaimana realisasinya?" ungkap Legislator Dapil Rokan Hilir ini, Kamis (5/8/2021).

Bantuan rumah ibadah, menurut Aboy, merupakan harapan hampir semua masyarakat di setiap resesnya, dia siap mengeluarkan data-data permintaan tentang rumah ibadah itu sebagai bukti.

"Rumah ibadah ini sebenarnya bisa dibangun masyarakat, tapi kan pemerintah harus hadir, sebagai bukti ingin mewujudkan visi misi. Tapi ya pemerintah beralasan trauma masa lalu dan sebagainya," ujarnya.

Meski dalam rapat pimpinan sudah diketahui bahwa bantuan rumah ibadah kembali ditiadakan tahun 2022 mendatang, Aboy mengaku ingin mendengarkan langsung penjelasan dari pemerintah nantinya.

"Saya sangat fokus disini, ini harapan masyarakat, beban moral kalau tak bisa saya perjuangkan. Karena, sewaktu menjabat inilah saya bisa berbuat, kalau sudah pensiun atau sudah mati, tak bisa lagi do. Sama, gubernur juga begitu," tuturnya.

Disinggung mengenai pemerintah yang memilih bantuan fisik untuk rumah ibadah melalui Dinas PUPR, Politisi PKB ini menegaskan dirinya tidak mempermasalahkan itu. Hanya saja, dia meragukan kemampuan pemerintah.

"Ya silahkan kalau mau dalam bentuk fisik, saya cuma berpesan, jangan muluk-muluk, apakah bisa bantuan fisik itu mengakomodir permintaan masyarakat se-Riau? Memang solusi terbaik, dibantu apa yang mereka minta bantu," tutupnya. ***