JAKARTA - Setahun menghilang pasca berhasil lolos dari Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK pada 8 Januari 2020, kini tersiar kabar bahwa kader PDIP yang menjadi tersangka kasus suap Pergantian Antar Waktu (PAW), Harun Masiku sudah meninggal dunia.

Hal tersebut diklaim oleh Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman berdasarkan informasi akurat yang dia terima akurat dari jaringannya mantan intelijen.

Boyamin sendiri pernah membuka informasi keberadaan Djoko Tjandra yang saat itu berstatus buron, hingga akhirnya sudah ditangkap oleh pihak terkait.

Dilansir dari Detik.com, yang mengutip pernyataan Boyamin di sesi wawancara di akun youtube, Karni Ilyas, Karni Ilyas Club. Dalam video dengan judul BOYAMIN SAIMAN "DETEKTIF PARTIKELIR" HARUN MASIKU SUDAH MENINGGAL !? Boyamin bercerita soal keyakinannya tersebut.

Di video itu, beberapa kali Boyamin menyampaikan ada dugaan Harun Masiku telah meninggal dan Karni Ilyas kembali bertanya soal pandangannya tersebut.

"Jaringan saya menyebutkan Harun Masiku sudah tidak ada atau meninggal tanda kutipnya, tidak tahu seperti apa," ucap Boyamin.

Menurut Boyamin, informasi yang dia sampaikan bukanlah dari informan sembarangan. Dia menyebut jaringannya itu jaringan terbaiknya.

"Jaringan terbaik saya loh. Jujur ada beberapa pensiunan di lembaga intelijen. Beberapa mengatakan ke saya, itu (Harun) sudah meninggal," katanya.

Dia juga mengatakan, bahwa tidak ada pembantahan atau informasi lain. Sehingga, dia meyakini hal tersebut.

"Yakin karena tidak ada informasi sebaliknya kan. Kalau bicara keyakinan boleh. Kalau mengatakan, 'Itu sudah meninggal,' salah. Bisa dituntut keluarganya," ujarnya.

"Ada dua orang yang mengatakan. Pensiunan itu (intelijen), yang bisa akses ke beberapa jaringan. (Harun) sudah nggak ada," ujarnya.

Mendengar keyakinan Boyamin, Karni menanyakan kepada Boyamin apakah dia sudah mengkonfirmasi informasi tersebut kepada keluarga Harun Masiku, dan Boyamin mengaku belum menyampaikan karena beberapa pertimbangan.

"Nggak (konfirmasi). Saya dengar teman di Makassar, (Harun) relatif sudah jarang pulang ke Makassar. Komunikasi tidak intens. Katanya loh," ucapnya.

"Saya tidak tega bertemu keluarganya karena semakin, misal itu tak ada kabar, persepsi saya sudah meninggal, membuat mereka sedih," sambungnya.

Setelah itu, Karni Ilyas bertanya lagi, jika Harun Masiku sudah meninggal, meninggal karena sakit, atau dibunuh. Boyamin duga, Harun dibunuh oleh seseorang.

"Persentase lebih banyak ke yang kedua (dibunuh). Karena umurnya di bawah saya. Track record (dari) teman, (Harun) tak pernah sakit," ucapnya.

Tapi, Boyamin tidak menyebut siapa yang membunuh Harun. Dia mengaku belum mendapat informasi.

"Detektif swasta saya belum mampu harus omong siapa. Masyarakat bisa menduga-duga siapa. Biarlah imajinasi liar di otak kita masing-masing," ucapnya.

Sementara itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui Plt Juru Bicara Penindakan KPK, Ali Fikri, mengatakan bahwa pihaknya tidak menerima informasi valid terkait meninggalnya Harun Masiku.

"Sejauh ini tidak ada informasi valid yang KPK terima terkait meninggalnya buronan tersebut," ujarnya kepada media melalui pesan WhatsApp, (Senin 11/1) malam dikutip dari CNN.

Ali menuturkan sebagai lembaga penegak hukum, KPK membutuhkan dasar atau bukti yang kuat untuk menentukan seseorang secara hukum dinyatakan meninggal dunia. Misalnya, dokumen kematian atau setidaknya jejak kematian yang bersangkutan.

"Untuk itu KPK tetap melakukan pencarian para DPO (Daftar Pencarian Orang) KPK baik yang ditetapkan sejak tahun 2017 maupun 2020," jelasnya. ***