SELATPANJANG - Sempat tertunda selama 2 (dua) tahun, event festival Budaya Bokor kembali digelar. Penundaan kegiatan ini dikarenakan dua tahun Covid-19 melanda Indonesia bahkan dunia, hingga segala aktivitas tidak bisa dilaksanakan.

Kali ini, sebuah event budaya yang ditaja oleh Daya Desa bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Pemerintah Desa Bokor, Sanggar Bathin Galang dan Komunitas Gang Aei Kelat bersama pelaku UMKM di Desa Bokor menggelar event budaya dengan tema 'Menjulang Budaya di Sungai Bokow" yang akan dilaksanakan pada 24, 25 dan 27 November 2021 mendatang.

GoRiau Pembukaan event festival Buday
Pembukaan event festival Budaya Bokor yang diresmikan langsung oleh Wakil Bupati Kepulauan Meranti, AKBP (Purn) H Asmar (tengah/baju putih).

Adapun acara yang akan ditampilkan pada festival ini seperti, perlombaan lari di atas tual sagu, perlombaan gasing, pentas seni, serta pembukaan bazar kuliner dan bazar kerajinan.

Pembukaan event ini diresmikan langsung oleh Wakil Bupati Kepulauan Meranti, AKBP (Purn) H Asmar. Hadir juga Ketua DPRD Kepulauan Meranti, Ardiansyah, Anggota DPRD, Sopandi yang juga merupakan penggiat budaya asal desa Bokor, Kepala Disparpora, Rizki Hidayat, Camat Rangsang Barat, Wan Fachriarmi, Kapolsek Rangsang Barat, Iptu JA Lubis, dan Kepala Desa se Kecamatan Rangsang Barat.

Wakil Bupati Kepulauan Meranti, AKBP (Purn) H Asmar mengucapkan apresiasi setinggi-tingginya kepada penyelenggara dan masyarakat Desa Bokor, juga mengucapkan terima kasih kepada seniman tradisional yang selalu mensosialisasikan seni budaya kepada masyarakat agar lebih mencintai kebudayaan sendiri, karena seni dan budaya merupakan aset daerah bahkan Negara yang harus dilestarikan .

Asmar juga menyampaikan bahwa sebagai Desa Wisata Budaya sudah selayaknya Desa Bokor ini dengan seluruh kemampuan sumber daya manusia, sumber daya alamnya harus mampu untuk berbuat dan menyuguhkan atraksi seni budaya dan seluruh potensi yang ada, agar wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara berkunjung untuk melihat dan menikmati daya tarik yang dimiliki Desa Bokor.

"Kegiatan budaya ini harus dapat dilestarikan, ditumbuh kembangkan dan dipromosi buat mengisi pembangunan desa wisata budaya, sebab kegiatan utama yang mendukung pengembangan destinasi wisata dan salah satu yang sangat penting adalah pengembangan desa wisata agar kegiatan pariwisata dapat memberikan manfaat yang optimal kepada masyarakat lokal," ujar wabup.

Wakil bupati berharap kegiatan ini bukan saja dapat menjadi media memahami seni dan budaya melayu saja, tetapi juga ikut melestarikannya secara bersama- sama. Sehingga tidak tertelan zaman, melainkan tetap eksis zaman bermasa.

"Kegiatan ini sebagai media pemersatu dan mempererat silaturahmi antar satu dengan yang lainnya, dan menjadi pioner terdepan dalam menjaga kemajuan budaya dan seni di negeri yang penuh dengan syarat budaya melayu," pungkasnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Kepulauan Meranti, Ardiansyah menyampaikan bahwa pentingnya menjaga yang sudah ada seperti lomba Lari di atas tual sagu yang menjadi ikon Kepulauan Meranti yang berasal dari Bokor ini.

"Karena permainan tradisional ini sudah terkenal dimana-mana dan perlu pengembangan sistem permainan agar menjadi menarik," imbuhnya.

Dikesempatan yang sama, Kepala Desa Bokor, Iriyanto Abdullah menyambut baik kegiatan event budaya ini karena event ini sudah diadakan mulai tahun 2011 lagi yaitu Fiesta Bokor Riviera, dan harus dijaga agar event menjadi ikonik Meranti.

"Dari dulu ini sudah menjadi kebanggaan masyarakat Bokor karena disinilah perputaran uang berlangsung untuk menambah pemasukan masyarakat," ucapnya.

Selanjutnya, penggiat budaya asal Desa Bokor, Sopandi menambahkan bahwa memang event di Bokor sudah dua tahun tidak dilaksanakan akibat pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia bahkan dunia.

"Mulai 2019 tidak dibuat lagi, dan kami di Bokor akan terus menerus menjaga kearifan lokal yang terus kami jaga agar tetap lestari, insha Allah tahun depan pada bulan Juli kita akan menyelenggarakan festival Sungai Bokor bertepatan pada musim buah-buahan, mudah-mudahan event ini bisa diselanggarakan dengan versi terbaru," imbuh Sopandi.

Sementara itu, Ketua pelaksana, Susita Usman yang juga sebagai Daya Desa (Pendamping Desa Budaya) mengungkapkan bahwa event festival Budaya Bokor ini adalah titik akhir dari kegiatan pendampingan tugasnya sebagai Daya Desa untuk temukenali potensi budaya yang ada di Desa Bokor yang sudah dilaksanakan selama enam bulan yang di usulkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

"Saya diutuskan oleh Atah Sopandi untuk mewakili Desa Bokor agar ikut serta dalam bimbingan Daya Desa di Jakarta enam bulan yang lalu memang satu-satu di Kepulauan Meranti hanya Desa Bokor yang mewakilinya, Alhamdulillah selama enam bulan pelaksanaan pendampingan berbagai potensi budaya yang ada sudah saya temukenali dan sekarang saya tampilkan kehadapan masyarakat melalui event ini, ada kerajinan tangan, kuliner, permainan rakyat bahkan kerajinan merangkai bunga dan souvernir. Mudah-mudahan potensi budaya yang ada sekarang semakin bertambah dan dapat diterapkan oleh masyarakat Bokor," imbuh Susita Usman yang sehari-harinya sebagai Kepala Sekolah MTs Al-Huda Desa Bokor.***