SELATPANJANG - Kondisi udara di Kabupaten Kepulauan Meranti Riau memburuk, dampak dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) kabut asap mulai menyelimuti sekitaran kota Selatpanjang.

Melihat kondisi itu, menggugah hati para milenial di Kabupaten termuda di Provinsi Riau untuk melakukan pembagian masker kepada pengendara yang melintasi Jalan Diponegoro-Merdeka (simpang jam), Selasa (19/3/2019).

Noli Sugiharto S.Psi sebagai koordinator lapangan aksi Milenial Peduli Asap Meranti, mengatakan bahwa kegiatan ini adalah sikap kepedulian terhadap kabut asap yang terjadi di daerah Kabupaten Kepulauan Meranti itu karena tidak bisa ikut bersama-sama petugas untuk memadamkan api di lokasi kebakaran.

"Mudah-mudahan masker yang dibagi-bagikan dapat bermanfaat bagi masyarakat Selatpanjang khususnya pengendara yang sedang melintas ini," ujarnya.

Noli juga menyampaikan, dengan merangkul para pemuda dan pemudi yang lebih dikenal dengan istilah "milenial" ini agar menumbuhkan rasa kepedulian kepada sesama.

"Kami mendoakan kepada semua pihak yang berjuang dan berupaya memadamkan api di titik-titik lokasi, supaya diberikan kesehatan dan keselamatan selama bertugas dan mudah-mudahan api bisa segera dipadamkan," harapnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Meranti, M Edy Afrizal membenarkan jika kabut asap ini berasal dari kebakaran di Desa Lukun, Kecamatan Tebingtinggi Timur. Namun dia juga tidak menampik jika asap yang menyelimuti Kabupaten termuda di Riau itu merupakan asap kiriman dari daerah lain yang juga mengalami kebakaran.

"Kabut asap ini bisa jadi berasal dari kebakaran yang ada di Desa Lukun. Bisa jadi asap kiriman dari tempat lain yang juga mengalami kebakaran, karena angin bertiup sangat kencang," katanya.

Untuk melakukan upaya pemadaman, pihaknya sudah menerjunkan dua regu tim gabungan Siaga Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Tim gabungan tersebut terdiri dari petugas BPBD Kepulauan Meranti, personil Polres Kepulauan Meranti, tim Koramil Tebingtinggi, dan MPA.

"Disana sudah ada satu regu, kemudian satu regu dari Selatpanjang kita kerahkan juga untuk membantu pemadaman, totalnya dua regu. Sedangkan satu regu dari Rangsang sudah pulang, dan kita istirahatkan," ujar Edy.

Sementara itu, kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan membuat Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) Selatpanjang mengeluarkan edaran waspada pelayaran untuk mengantisipasi resiko kecelakaan.

Kepala Keselamatan Berlayar KSOP Selatpanjang, Suharto mengatakan, untuk menghindari hal tidak diinginkan, maka syahbandar mengimbau aktivitas pelayaran meningkatkan kewaspadaan saat berlayar dan memperhatikan jarak pandang aman.

"Kemunculan kabut asap ini membuat risiko kecelakaan pelayaran semakin meningkat, dan kami mengimbau pengguna jasa untuk mewaspadai cuaca buruk saat berlayar," kata Suharto.

Dia mengimbau pelaku pelayaran untuk menghindari hal tidak diiinginkan dan nakhoda kapal mewaspadai jalur layar di sepanjang selat di Kepulauan Meranti

"Meski kabut asap masih dalam batas ambang normal jarak pandang, tapi kita selaku institusi wajib mengimbau dan mengeluarkan surat edaran agar semua pihak waspada," sebutnya.

Dikatakannya, pengguna jasa diharapkan juga untuk senantiasa memantau kondisi cuaca dan jarak pandang agar tidak tertutup kabut asap dengan menggunakan peralatan navigasi dan melengkapi kapal dengan alat keselamatan.

"Saat ini jarak pandang pelayaran masih aman, yakni berkisar 3 mil dan belum berbahaya. Tapi kami tetap menghimbau untuk nakhoda mengurangi kecepatan kapal, menghidupkan lampu navigasi pelayaran di siang hari dan mengaktifkan radar kapal dan GPS," ungkapnya.***