SELATPANJANG - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kepulauan Meranti kini telah memiliki Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) sendiri, tentunya sangat memberikan manfaat besar bagi masyarakat pasien di rumah sakit khususnya bagi pasien yang membutuhkan darah.

UTDRS itu diresmikan oleh Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Irwan Msi pada Jumat (6/3/2020) sekaligus meresmikan rumah dinas bagi para dokter spesialis.

Direktur RSUD Kepulauan Meranti, dr Ria Sari mengatakan bahwa sebelumnya RSUD telah memiliki unit pelayanan darah, namun belum maksimal dikarenakan selain kapasitasnya yang kecil juga belum ada pendonor darah yang aktif.

"Untuk pelayanan darah itu sudah ada di RSUD Kepulauan Meranti dimana kita mempunyai Bank Darah Rumah Sakit tetapi sifat Bank Darah Rumah Sakit ini adalah pelayanan yang sifatnya pasif artinya kita tidak aktif dalam mencari pendonor jadi begitu butuh darah terkadang disitu baru kita mencari pendonor baik dari keluarga pasien maupun dari masyarakat sendiri karena Bank darah itu sendiri fungsinya adalah menyimpan menerima kemudian mengolah dan mendistribusikan kebutuhan darah," kata dr Ria Sari.

Dikatakan untuk pelayanan darah di RSUD Kepulauan Meranti masih tergolong minim selain itu kebutuhan akan darah sangat tinggi.

"Kita punya penyimpanan untuk darah itu maksimalnya 180 kantong tapi tidak pernah kita dapat sebanyak itu walaupun terkadang kita melakukan kegiatan bakti sosial yang melibatkan juga dari instansi lain itu paling banyak kita hanya mendapatkan 30 kantong sementara perbulannya kebutuhan untuk pelayanan darah di RSUD itu minimal 80 kantong dan maksimal 100-110 kantong," jelasnya.

Ditambahkannya, dengan telah beroperasinya UTDRS ini, maka nantinya antara RSUD dengan PMI akan melakukan kerjasama dalam hal penguatan SDM yang ada.

"Jadi kami harapkan masalah-masalah seperti ini dapat kita minimalisir. Kedepannya untuk gedung unit transfusi darah kita akan lebih aktif dalam mencari pendonor yang aktif ini mungkin kita akan melibatkan dari PMI sendiri sebagai mobilitas untuk mendatangkan pendonor- pendonor aktif ini yang secara teknis mungkin akan kita atur apakah itu dalam 2 kali dalam sebulan atau seperti apa," kata dr Ria.

Selain itu RSUD juga akan mengajukan surat himbauan kepada instansi untuk melakukan donor darah secara berkala.

"Kita juga berencana akan mengajukan seperti surat himbauan kepada seluruh instansi mungkin bisa kita jadikan ini sebagai kegiatan rutin di pemda untuk masing-masing instansi untuk melakukan donor darah mungkin dalam sebulan atau perminggunya," tuturnya.

Ria juga mengatakan bahwa unit transfusi darah RSUD masih memerlukan tenaga ahli laboratorium. Dalam waktu berjalan segala sarana dan prasarana akan segera dilengkapi.

"Untuk transfusi ini kita juga sudah mengajukan untuk izin operasionalnya melalui Dinas Kesehatan mungkin nanti bisa dibantu oleh Kepala Dinas Kesehatan untuk mempercepat proses ini. Kemudian kendala yang kita hadapi lagi itu tenaga untuk UTDRS, dimana kita masih sangat membutuhkan analis laboratorium, karena tenaga yang ada sekarang itu sangat terbatas dan itu bertugas di laboratorium RSUD sendiri dan setelah ini diaktifkan, kita harus merekrut lagi khusus untuk gedung unit transfusi darah agar pelayanan kedepannya lebih maksimal dan juga sambil jalan kami akan melengkapi lagi beberapa sarana prasarana yang kurang untuk operasionalnya nanti," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti, dr Misri Hasanto MKes yang juga sebagai Plt Kepala PMI merespon dengan baik apa yang disampaikan oleh direktur RSUD. Pihaknya akan mendukung apa yang menjadi kebutuhan UTDRS dalam hal memenuhi kebutuhan darah.

"Masalah kebutuhan darah di Kabupaten Kepulauan Meranti akan lebih terpenuhi dengan adanya gedung baru UTDRS, sehingga kerjasama kolaborasi dalam hal memobilisasi calon- calon pendonor itu bisa lebih efektif dan efisien karena sudah ada markasnya, alatnya dan tenaganya," pungkasnya.***