TELUKKUANTAN - Petani di Desa Bandaralai Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau sangat senang mendapat program rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT) tahun 2020.

Seperti yang disampaikan Endrayani, Kepala Desa Bandaralai, Senin (28/12/2020). Mereka mengaku sudah lama menantikan adanya saluran tersier untuk mengaliri persawahan.

"Alhamdulillah, tahun ini sudah terealisasi dan bisa mengairi persawahan kami. Kami sangat berterimakasih kepada Dinas Pertanian Kuansing, dinas provinsi dan pemerintah pusat," ujar Endrayani.

Dikatakan Endrayani, luas lahan persawahan di Desa Bandaralai mencapai 151 hektare yang dikelola oleh empat kelompok tani.

Untuk program RJIT ini, Desa Bandaralai mendapat alokasi jaringan tersier sepanjang 144,3 meter. Namun, masyarakat yang mengerjakan secara swakelola menjadikannya sepanjang 145 meter.

"Karena kami sangat antusias, maknya ditambah menjadi 145 meter. Dalam tiga minggu selesai kegiatannya. Kalau untuk pembangunan, masyarakat Bandaralai sangat mendukung. Bahkan, berebut mau menghibahkan lahan untuk pembangunan RJIT ini," ujar Endrayani.

Dengan adanya jaringan tersier ini, Endrayani menyatakan masyarakat Bandaralai siap untuk mewujudkan panen dua kali dalam setahun atau IP200. Sebab, saranan dan prasarana untuk IP200 sudah terpenuhi.

"Kalau sumber air, ada bendungannya. Namun, kami berharap juga dibangun sumur artesis sebagai antisipasi kekeringan," ujar Endrayani.

Masyarakat Bandaralai baru saja selesai panen padi. Menurut Endrayani, panen kali ini mengalami peningkatan yang signifikan bila dibanding tahun sebelumnya.

"Alhamdulillah, panen meningkat. Untuk setahun ke depan, pangan aman," ujar Endrayani.

Petani di Bandaralai sudah lama mengidamkan untuk melaksanakan IP200. Namun, karena adanya kebiasaan masyarakat melepas ternak menjadi kendala untuk mewujudkannya.

"Ini kendala saat ini. Insya Allah, kami akan rapatkan bersama semua pemangku kepentingan, sehingga IP200 bisa diwujudkan," ujar Endrayani.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kuansing Ir. Emmerson menyatakan Desa Bandaralai dipersiapkan untuk IP200.

"Kalau kendalanya berkaitan dengan kebiasaan melepas hewan ternak, itu hanya adat yang diadatkan. Kalau adat yang diadatkan bisa disempurnakan lagi, untuk kemaslahatan masyarakat," ujar Emmerson.

"Penyempurnaannya sesuai kebutuhan masyarakat sekarang. Kalau biasanya melepas hewan ternak itu enam bulan, bisa jadi empat atau tiga bulan lagi. Sehingga IP200 bisa berjalan dengan baik," tambah Emmerson.

Terkait bangunan irigasi yang dibangun pada tahun 2020 ini, Emmerson meminta masyarakat untuk menjaga dan merawat secara baik.

"Ini milik masyarakat, tentu kami berharap sama-sama kita menjaga. Jangan sampai dirusak. Kalau ada yang rusak, segera koordinasi dengan dinas," tutup Emmerson.***