PEKANBARU - Pemerintah Provinsi Riau kini giat mendorong para santri yang mengikuti pendidikan di 257 pondok pesantren agar bisa menjadi wirausahawan yang andal dalam bidang perkebunan sawit untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka di pondok.

"Dukungan ini perlu dikembangkan karena potensi santri menjadi wirausaha berbasis UMKM sawit sebagai program pemberdayaan ekonomi daerah cukup besar sehingga harus diberikan perhatian yang sungguh-sungguh ," katanya dalam keterangan di Pekanbaru, Jumat.

Gubernur menyampaikan itu saat menjadi pembicara dalam webinar Ekonomi dan Bisnis Syariah (PEBS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB - UI).

Menurut dia Riau memiliki 308 pondok pesantren dengan satu Pondok Pesantren Program Muadalah, lima Pondok Pesantren PDF dan 45 merupakan Pondok Pesantren Kesetaraan serta 257 pondok pesantren yang melaksanakan satuan pendidikan lainnya.

Karena itu, kata dia, dukungan pemerintaht terhadap pondok pesantren dibuktikan dengan menyelesaikan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Penyelenggaraan Pondok Pesantren.

Di dalamnya tercakup memberikan bantuan dalam bentuk pembangunan infrastruktur pesantren, operasional psantren dan pembangunan rumah ustadz melalui APBD dan CSR, bantuan bibit tanaman, penguatan kesehatan pesantren serta mengembangkan jejaring pesantren dengan pihak lain dalam pengembangan keterampilan pesantren.

"Melalui program 'santriprenuer' ini maka santri dituntut untuk tidak hanya mendalami ilmu agama tetapi juga mampu berwirausaha untuk memenuhi kebutuhan santri dalam pendidikan," katanya.

Sementara itu, Kasi Pondok Pesantren dan Ma'had Aly ustadz Fakhri mengatakan terdapat beberapa pesantren di Riau yang telah mengembangkan usaha di bidang ekonomi, di antaranya dalam bentuk industri olahan rumah tangga, produksi air mineral, toserba, produksi sabun cair, koperasi pesantren.

Selain itu, pengembangan usaha di bidang perkebunan kelengkeng, nanas, cabai, sayur sayuran, perikanan dan peternakan serta perkebunan sawit, di mana pada umumnya pesantren di Riau melibatkan santri dan bekerja sama dengan perusahaan di daerah itu. ***