SIAK - Guna melestarikan keberlangsungan hidup Harimau Sumatra yang merupakan key species, top predator, dan termasuk dalam 25 satwa prioritas, Pemerintah Kabupaten Siak bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Riau beserta BOB PT BSP berencana untuk membangun Pusat Konservasi Harimau Sumatra pertama di Indonesia di dalam kawasan suaka marga satwa Cagar Biosfer Giam Siak Kecil (SM-CB GSK).

"Site Plane dan Master Plane pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatra pertama nasional ini sudah kita bahas tadi malam dengan Kepala Balai Besar KSDA Riau Suharyono, serta External Affair Manager BOB PT BSP Nazaruddin," kata Bupati Siak Alfedri.

Kata Bupati Alfedri kerjasama yang terjalin antara Pemerintah Kabupaten Siak dengan Balai Besar KSDA Riau, serta BOB PT BSP ini nantinya akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat terutama masyarakat sekitar kawasan konservasi tersebut.

"Saya mengucapkan terimakasih dan menyambut baik rencana pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatra pertama di Indonesia yang akan di bangun dalam kawasan suaka margasatwa Cagar Biosfer Giam Siak Kecil. Saya berharap program pembangunan ini akan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat," jelasnya.

Alfedri juga mengharapkan program pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatra ini juga dapat mendukung program peningkatan industri pariwisata Kabupaten Siak.

" Seperti kita ketahui kawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil ini memiliki keanekaragaman hayati hutan gambut, flora dan fauna, serta keindahan alam yang asri juga alami, hal ini tentu akan manarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk datang berwisata," imbuhnya.

Alfedri yakin pembangunan ini akan mampu menjelma menjadi ikon pariwisata Kabupaten Siak dan nasional yang baru, sehingga Kabupaten Siak dapat memberikan kontribusi lebih bagi industri pariwisata nasional.

Sementara itu, Pj. Sekretaris Daerah Kabupaten Siak Jamaluddin menjelaskan bahwa Pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatra ini memerlukan persiapan yang matang sehingga pembangunan dapat berjalan dengan lancar.

"Saya ingin menyampaikan beberapa hal penting terkait program pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatra yang akan kita laksanakan ini. Seperti kita ketahui bersama bahwa di kawasan Giam Siak Kecil ini merupakan daerah yang masih belum tersentuh jaringan telekomunikasi, kemudian alat transportasi masih menggunakan kapal pompong yang biaya sewanya tergolong cukup tinggi, serta kawasan ini masih sulit dilalui kendaraan seperti mobil pemadam kebakaran, untuk itu membutuhkan persiapan yang matang," jelasnya.

Jamaluddin juga menambahkan, untuk kelancaran dan percepatan program pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatra ini sangat perlu segera dibentuk tim gugus tugas pembangunan sehingga rencana kerja dan anggaran segera dapat dibuat.

"Saya mengusulkan kepada Bupati untuk dibentuk tim gugus tugas pembangunan yang nantinya mempersiapkan site plan dan master plane rencana kerja anggaran sehingga kendala telekomunikasi, transportasi, serta sarana penunjang yang belum tersedia dapat di persiapkan, sehingga program pembangunan dapat segera dilaksanakan," harapnya.

Di kesempatan yang sama, Kepala Balai Besar KSDA Riau Suharyono menjelaskan konsep pengelolaan sarana dan prasarana yang nantinya akan di bangun di kawasan tersebut.

"Saya bersama team dari Balai Besar KSDA Riau menetapkan kawasan Suaka Margasatwa Cagar Biosfer Giam Siak Kecil sebagai lokasi pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatra pertama nasional, berdasarkan beberapa aspek. Yang pertama, kawasan ini merupakan habitat Harimau Sumatera," kata dia.

Kedua lanjutnya, kawasan ini cukup jauh dari perumahan penduduk. Ketiga, aktivitas masyarakat hanya untuk menangkap ikan di sungai Siak Kecil. Keempat, aksesibilitas cukup mudah melalui sungai dan darat, terakhir kawasan ini merupakan bagian dari Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (GSK-BB) yang dikelilingi HTI.

"Nantinya pengelolaan sarana dan prasarana dilaksanakan oleh pihak ketiga dengan melibatkan peran serta masyarakat," urainya.

Masih kata Suharyono, bahwa manfaat dari keberadaan sarana dan prasarana yang akan dibangun nantinya sangat berguna bagi ekologi kawasan, pengelola, maupun masyarakat.

Diantaranya sebagai pusat penyelamatan, meningkatkan populasi, dan penguatan kualitas genetika Harimau Sumatra serta menjaga ekosistem kawasan.

"Disamping itu, sarana prasarana ini juga bermanfaat bagi pengelola, seperti perlindungan kawasan Konservasi, sebagai alternatif lokasi penyelamatan Harimau sumatra, dan sebagai wisata edukasi terbatas yang melibatkan stakeholder penggiat konservasi," katanya.

Pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatra pertama Nasional di kawasan Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil merupakan inovasi baru dan program unggulan industri pariwisata daerah maupun Nasional.

Yang dapat memperkuat kelembagaan lokal dalam upaya melestarikan kekayaan flora dan fauna, serta menjaga ketersediaan sumber plasma nuthfah, sehingga nantinya dapat menjadi Stasiun Penelitian Lapangan Unggulan (SPLU) guna mengembangkan keanekaragaman hayati hutan rawa gambut.

Selain itu pusat konservasi juga berperan sebagai wahana peningkatan ekowisata berlandaskan keindahan, keunikan, dan kemurnian alam serta budayanya. Pada gilirannya akan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat, serta mejelma sebagai ikon pariwisata nasional.***