PEKANBARU - Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Pekanbaru, Pria Wibawa mengaku sengaja 'menelantarkan' sekitar 60 imigran di pelataran kantornya yang terletak di Jalan Teratai Pekanbaru. Ia bersikeras karena tidak mau kantornya menjadi tempat penampungan layaknya dinas sosial (dissos).

"Mereka (imigran, red) harusnya pergi ke Rudenim (Rumah Detensi Imigrasi), bukan ke kantor Imigrasi saya. Emangnya sama kayak Dissos, tidak," kata Pria kepada GoRiau.com di Pekanbaru, Selasa (4/4/2017) sore.

Kata Pria, memang ada sekitar puluhan imigran yang bertahan di pelataran kantornya karena mereka tidak mau ditampung di Rudenim yang merupakan penampungan orang asing yang melanggar Undang-undang imigrasi.

"Mereka nggak mau ke Rudenim, karena di sana masuk sel. Malah perginya ke kantor saya," ucapnya.

Mau tidak mau, ia mengaku harus tega membiarkan puluhan para pencari suaka asal Timur Tengah itu beratapkan langit dan berlantai bumi hanya berbekal tikar biasa. "Sebelum kami tampung diwawancara dulu masuknya dari mana. Kalau asal-usulnya jelas bisa ditampung, sekarang saja sudah full. Tega nggak tega memang harus ditertibkan," urainya.

Saat ditanya mengapa mereka tidak dipulangkan saja ke negara asalnya, Pria kembali mengaku tidak bisa berbuat apa-apa karena para pencari suaka tersebut tidak diketahui asal-usulnya.

"Gimana mau memulangkan, kami nggak tahu mereka dari mana. Paspornya nggak ada. Bantuan IOM (International of Organization for Migration) itu bagi imigran yang jelas asal-usulnya," tuturnya. ***