MANADO -- JLT (30), seorang ibu rumah tangga, warga Kecamatan Motoling, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Sulawesi Utara (Sulut), meninggal dunia beberapa hari usai disuntik vaksin AstraZeneca.

Dikutip dari detikcom, suami JLT, Michael Sigarlaki, saat dikonfirmasi Rabu (21/7/2021), mengungkapkan kronologi istrinya menerima suntikan vaksin AstraZeneca hingga wafat beberapa hari kemudian.

''Istri saya divaksin dosis pertama AstraZeneca pada tanggal 7 (Juli). Jadi tanggal 8 esokan hari dia sudah mengalami efek samping itu,'' ujar Michael.

Dituturkan Michael, saat menerima suntikan vaksin, istrinya dalam keadaan sehat. Dia pun memastikan istrinya tidak memiliki penyakit bawaan.

''Bisa dipastikan, istri saya tidak ada komorbid atau penyakit bawaan. Waktu vaksin itu dia sehat, jadi waktu itu tidak ada gejala sakit,'' katanya.

Diceritakan Michael, istrinya mulai mengalami gejala, sehari setelah disuntik vaksin. JLT mengalami panas-dingin, merinding, kejang-kejang, hingga muntah. Kondisi istrinya lalu terus memburuk.

''Jadi hari ke-4 tanggal 12 (Juli) saya bawa ke Puskesmas. Tapi tidak ada pendampingan, padahal pendampingan setelah vaksin itu harus, itu yang saya sesalkan. Karena dua kali ke puskesmas tidak ada pendampingan,'' kata dia.

Karena kondisi istri terus memburuk, Michael membawa lagi istrinya ke Puskesmas untuk mendapat penanganan medis yang serius.

''Pas di Puskesmas, istri saya ditensi, ternyata tekanan darahnya kurang, 70 per 40. Tapi dibilang cuman gejala, kalau vaksin begitu gejalanya. Pada saat itu hanya diberikan obat parasetamol dan vitamin,'' jelasnya.

Karena tidak ada perubahan, Michael kembali membawa istrinya ke Puskesmas. Dia menekankan ke petugas medis bahwa istrinya sudah mengalami gejala yang cukup parah.

''Jadi harus ada tindakan lebih, mungkin rujukan lah. Tapi hanya dibilang makan dan jaga kondisi,'' cetusnya.

Karena menilai tidak ada penanganan medis, dia memutuskan membawa istrinya ke rumah sakit terdekat. Menurut dia, karena kondisi istrinya masih tidak mengalami perubahan, akhirnya dokter menganjurkan untuk dirujuk ke RS Prof Kandou, Manado.

''Setelah didiagnosa, mereka memasang ventilator, oksigen dan infus, serta obat pereda nyeri. Karena dalam perjalanan sudah kejang-kejang, setelah keluar hasil laboratorium, dokter langsung menganjurkan untuk dirujuk. Dengan segala risiko saya pilih rujukan ke RS Kandou, tapi sebelum sampai, dia sudah meninggal,'' ujar dia.

Satgas Covid-19 Investigasi

Satgas Covid-19 Sulut masih melakukan investigasi terkait penyebab kematian ibu rumah tangga tersebut.

''Dalam pelaksanaan vaksinasi, baik imunisasi rutin maupun vaksinasi Covid-19, semua bentuk keadaan yang terjadi pasca-vaksinasi prosedurnya adalah harus ada laporan yang berisi data yang valid dari lapangan,'' kata Satgas Covid-19 Sulut melalui Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinkesda Sulut Merry Pasorong ketika dimintai konfirmasi detikcom, Selasa (20/7).

''Tim kami sementara berproses. Tim Surveilans sedang melakukan investigasi di lapangan,'' lanjutnya.

''Saat ini tim sementara mengumpulkan data di lapangan, seperti riwayat penyakitnya, jika ada komorbid, petugas tentu cari datanya,'' kata Merry.***