MADIUN - Kanit Reskrim Polsek Wungu, Iptu Rochmat Tri Marwoto, wafat pada Rabu (8/2/2023). Kamis (9/2) siang, masih terlihat belasan warga datang bertakziah ke rumah duka di Desa Klegen Serut, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Dikutip dari Kompas.com, di rumah perwira polisi yang dikenal sebagai bapak asuh puluhan anak yatim piatu dan anak telantar itu masih terpasang tenda dan tikar masih terhmpar di ruang tengah dan teras rumah untuk tempat duduk tamu yang datang bertakziah.

Putra sulung Iptu Rochmat, Naufal Arrozi menyalami satu per satu warga yang datang bertakziah.

Naufal masih tak percaya ayahnya berpulang pada kemarin sore. Sepekan lalu, Iptu Rochmat masih sehat.

“Bahkan kemarin dulu masih sempat makan satu buah durian, dihabiskan sendiri,” kata Naufal di kediamannya, Kamis.

Ditemukan terjatuh di kebun

Naufal menceritakan, Iptu Rochmat meninggal setelah mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Paru Dungus, Kabupaten Madiun, Rabu sore.

Sebelum dilarikan ke rumah sakit, Iptu Rochmat ditemukan terjatuh di rumah kayu, tak jauh dari kebun durian miliknya, oleh seorang petani.

“Petani yang mendapati kondisi bapak seperti itu langsung membawa bapak ke RS Dungus. Namun setelah beberapa saat dirawat di sana, beliau meninggal,” ungkap Naufal.

Sehari sebelum meninggal, kata Naufal, Iptu Rochmat sempat mengalami penurunan kesehatan. Keluarga lalu membawa Iptu Rochmat ke salah satu rumah sakit di Kota Madiun. Tim medis saat itu menyarankan agar dilakukan CT scan, tetapi almarhum menolak. Almarhum memilih pulang dan berobat jalan lantaran merasa tidak sakit berat.

Pada Rabu pagi, Iptu Rochmat berpamitan kepada istri dan anaknya untuk bekerja karena merasa sudah sehat. Setelah pulang kerja, Iptu Rochmat mengecek kondisi kebun duriannya di Bodag, Kecamatan Kare.

“Menurut petani setempat, setelah bapak datang di kebun langsung duduk di rumah di dekat kebun Bodag. Tak lama kemudian jatuh. Petani langsung menolong dan membawa bapak ke rumah sakit,” tutur Naufal.

Naufal menyebutkan, kebun itu merupakan salah satu lokasi favorit bapaknya. Kebun di wilayah Kare itu merupakan salah satu andalan Iptu Rochmat untuk menghidupi puluhan anak yatim piatu yang diasuhnya. Selain mengandalkan gaji sebagai polisi, Iptu Rochmat merintis usaha perkebunan.

Perwira pertama Polres Madiun itu menanam aneka buah di kebun miliknya, lalu dijual ke pasar. Hasil penjualan buah-buahan itu dipakai untuk menafkahi, seperti biaya makanan, minum, keperluan harian, dan biaya sekolah, anak-anak yatim piatu.

Lanjutkan perjuangan mulia sang Ayah

Setelah Iptu Rochmat meninggal, masih ada sembilan anak yatim piatu yang tinggal di rumah almarhum. Naufal juga memiliki tanggungan dua adiknya yang masih kecil, yakni Alfarabi (7) dan Asyifa (4). Keluarga pun bertekad tetap menghidupi anak-anak yatim piatu yang sudah tinggal bertahun-tahun di rumahnya itu.

"Kami sudah memutuskan untuk tetap merawat anak-anak yatim seperti perjuangan bapak. Tetapi sesuai kemampuan kami,” ujar Naufal.

Ia pun akan mencari pekerjaan sampingan agar bisa mendapatkan pendapatan tambahan. Selain itu, ibunya akan melanjutkan usaha berjualan obat herbal agar mendapatkan tambahan pendapatan.

Tak hanya Naufal yang kehilangan sosok Iptu Rochmat, anak-anak yatim yang tinggal di rumah juga sangat sedih setelah bapak asuhnya meninggal dunia.

“Kami sangat sedih kehilangan bapak (Iptu Rochmat). Karena bapak sudah banyak membantu kami,” ujar Geby salah satu anak yatim yang diasuh Iptu Rochmat.

Kehilangan sosok bersahaja

Kapolres Madiun AKBP Anton Prasetyo mengatakan, Iptu Rochmat menjabat sebagai Kanit Reskrim Polsek Wungu sebelum meninggal.

"Kemarin almarhum meninggal saat dirawat di Rumah Sakit Paru-Paru Dungus, Kabupaten Madiun,” ujar Anton.

Menurut Anton, Iptu Rochmat sempat ditugaskan ke Bangui, Republik Afrika Tengah. Iptu Rochmat ditugaskan Mabes Polri untuk bergabung sebagai pasukan pengawal bantuan PBB pada 11 September 2021-14 September 2022.

Sejak pulang dari Afrika, kata Anton, Iptu Rochmat mulai menderita sakit. Pihak medis menyatakan Iptu Rochmat mengalami gejala stroke.

Perwira pertama Polri itu mendapat penghargaan dari Kapolda Jatim karena menghidupi dan menyekolahkan anak yatim, telantar, hingga anak mantan pecandu narkoba.

Saat mendapat penghargaan itu, total anak yang tinggal di tempat Rochmat mencapai 64 orang. Perbuatan mulia menghidupi anak-anak itu dilakukan Rochmat sejak 2007. Keinginan mengasuh anak-anak itu muncul setelah merasakan betapa sulitnya membayar biaya kuliah.

Sebelumnya, Rochmat mengikuti pendidikan di Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia di Jakarta. Tingginya biaya kuliah menjadikan ayah tiga anak ini harus bekerja sampingan menjadi tukang ojek. Dari kerja sampingan itu, ia mengetahui bagaimana sulitnya mencari biaya untuk pendidikan. Berbekal pengalaman itu, Rochmat bertekad dalam diri.

Suami Helmiyah (38) itu berjanji kepada istrinya jika mendapat rezeki berlebih akan diberikan kepada anak-anak yang kurang mampu.

Selama 16 tahun melakukan perbuatan mulia itu, Rochmat dan istrinya sudah menafkahi 92 anak asuh. Tak hanya biaya sekolah, anak-anak yang diasuhnya dicukupi kebutuhan hidupnya. Bahkan banyak di antaranya melanjutkan pendidikan hingga bangku perkuliahan.***