BAGANSIAPIAPI - Teluk Gong  lokasi bersejarah di Kepenghuluan Raja Bejamu, Kecamatan Sinaboi,  Rohil, akhir pekan lalu tumpah ruah. Ratusan warga memenuhi tempat terbuka yang terletak di tepi sungai tersebut.

Inilah pesta rakyat sempena Kenduri Puisi XIV yang disamakan dengan iven Jejamu Teluk Gong. Kenduri Puisi sendiri merupakan program dua bulan sekali  Komunitas Seni Rumah Sunting (KSRS) Pekanbaru yang diadakan di seluruh kabupaten/kota dg konsep kenduri atau kolaborasi atau gotong royong. Sedangkan iven Jejamu Teluk Gong baru dilaksanakan pertama kali. Kegiatan ini terlaksana karena didukung camat, penghulu dan masyarakat setempat sepenuhnya. Jamuan makan beselo, pesta puisi petang hingga malam, berjalan dengan meriah. Apalagi kegiatan ini juga dihadiri Bupati Rohil H Suyatno bersama rombongan.

Kenduri Puisi 14 terlaksana berkat komunikasi aktif antara pembina KSRS Kunni Masrohanti yang juga Presiden Penyair Perempuan Indoneaia (PPI) dengan penyair dan pegiat literasi Rohil, Khudri Anwar dan Al Rakhim Sekha bersama pemuda dan penghulu Teluk Gong. Semakin dekat waktu pelaksanaan, semakin berkembang konsep pelaksanaannya. Jika awalnya direncanakan sederhana, tapi berkat semangat dan dukungan pak camat serta penghulu yang luar biasa, kemudian menjadi  mewah karena ditandai potong lembu dan dihadiri bupati yang kemudian dibuatlah iven Jejamu Teluk Gong.

Dikatakan Kunni, sejak awal Kenduri Puisi dilaksanakan, helat ke-14 inilah yang paling meriah. Bukan karena potong lembu atau makan baselo saja, tapi juga semangat warga untuk berliterasi seni dan budaya yang luar biasa. Bahkan pak penghulu bertambah-tambah saat membacakan puisi. Anak-anak  juga menari, main drama dan membaca puisi dengan semangat.

''Tahun ini bagi Rumah Sunting adalah tahun kolaborasi yang semakin. Kenduri Puisi 14 ini sangat kolaboratif. Masyarakat, pemuda, seniman penyair, penghulu dan camat, sangat mendukung, bahu membahu. Masyarakat, baik saat acara siang atau malam, tumpah ruah, sangat antusias. Pak penghulu menciptakan puisi dan membacakan dengan lantang. Menurut saya sangat luar biasa. Terimakasih buat penyair seniman penyair Khudri Anwar dan Datuk Al Rakhim Sekha serta tokoh muda Raja Bejamu yang luar biasa berkomunikasi aktif dengan kami terus menerus sejak awal. Begitu juga dengan penghulu dan camat yang segera menyambut dengan cepat, mendukung penuh, sehingga semua berjalan lancar. Semakin meriah ketika bupati hadir. Ya, terlepaslah karena kepentingan politik atau tidak, tapi semangat itu yang luar biasa dan patut dihargai, '' kata Kunni.

Di alam terbuka, lokasi tempat acara, ada dua panggung, yakni, panggung Kenduri Puisi dan Panggung Jejamu Teluk Gong. Jika panggung Kenduri Puisi ditandai dengan tulisan serta kain- kain yang membalut pohon nipah bersejarah, maka panggung Jejamu Teluk Gong ditandai dengan baliho besar. Di depan baliho ada tenda dan di sinilah bupati serta rombongan duduk serta makan baselo. Antara panggung puisi dan panggung jejamu, saling berhadapan.

''Saya terkesima melihat panggung dan lokasi acara ini. Ada tulisan Kenduri Puisi dengan tulisan seperti mengambang. Sederhana, tapi wah. Bagus. Acara tidak perlu di tempat yang mewah, tapi bisa saling bersilaturrahmi beramai-ramar seperti di tempat ini,'' kata Suyatno saat menyampaikan sambutan.

Camat, saat menyampaikan sambutannya juga berkali-kali menyebut Rumah Sunting sebagai teman kolaborasi. Camat, penghulu dan masyarakat, bukan hanya menyiapkan panggung jejamu, tapi juga membersihkan lokasi yang semula semak belukar menjadi terang serta membuat tempat duduk beralas karpet di sana.

Selain dihadiri seniman dari Pekanbaru, Pelalawan dan beberapa kabupaten lain, juga dihadiri seniman dari Sumbar. Puncak kenduri puisi petang di Teluk Gong, semakin meriah pada malam harinya saat dilaksanakan di kantor penghulu Raja Bejamu. ***