PEKANBARU - Disela-sela acara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa/i Baru (PKKMB) Universitas Riau, Rabu (7/8/2019) di Auditorium Sultan Balia, sebanyak tujuh mahasiswa/i diberikan memberikan pertanyaan secara langsung dengan Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi dengan tema Sinergitas Pemerintah Daerah dan Universitas dalam Konteks Pembangunan SDM Riau di Era 4.0.

Ketujuh mahasiswa/i tersebut menanyakan perihal bagaimana upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menanggulangi asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kedua, apa upaya yang dilakukan Syamsuar sebagai pemimpin Bumi Lancang Kuning meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Ketiga, Indonesia sudah semakin dikuasi pihak asing, apa yang dilakukan pemerintah daerah agar masyarakatnya tidak menjadi budak di negeri sendiri. Keempat, apa yang dilakukan Syamsuar - Edy Nasution untuk menjadi Riau sebagai pusat kesatuan di Pulau Sumatera.

Kelima, bagaimana peran pemerintah daerah mendukung mahasiswa/i untuk mampu bersaing di revolusi induatri 4.0. Keenam, apa tanggapan Syamsuar sebagai pemimpin di Riau mengenai pertambangan ilegal dan ileggal logging yang marak di Riau. Yang terakhir, apa yang harus dilakukan mahasiswa/i di Riau agar bisa mengimbangi dua negara adidaya seperti Amerika dan Cina.

Syamsuar yang memiliki sosok kebapaan, menjawab satu per satu pertanyaan mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Riau. Untuk menanggulangi asap yang terjadi saat ini akibat karhutla, Pemprov Riau sudah melakukan upaya pemadaman melalui darat dan udara dengan water bombing.

"Saat ini satuan tugas berupaya melakukan pemadaman. Karena musim kemarau kering saat ini sangat ekstrem berdasarkan informasi dari BMKG. Pemerintah dan aparat penegak hukum sebelum terjadi karhutla sudah melakukan sosialisasi. Namun saja terjadi karhutla yang disengaja atau tidak," kata Syamsuar.

Syamsuar juga mengingatkan mahasiswa/i yang sedang menjalankan KKN di daerah, untuk ikut membantu pemerintah daerah mensosialisasikan kepada masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar. Sudah banyak masyarakat yang menjadi tersangka akibat membakar lahan.

"Saat ini bagaimana kita menyadarkan masyarakat untuk tidak membakar lahan. Juga bagaimana secara bahu-membahu ikut memadamkan api di lahan yang terbakar. Karena lebih bagus mencegah dari pada memadamkan api," ungkap Syamsuar.

Mengenai upaya Pemprov Riau meningkatkan SDM lebih berkualitas, dikatakan Syamsuar, ada program peningkatan SDM di Riau. Sesuai misinya, mewujudkan SDM yang beriman, berkualitas, berdaya saing global melalui pembangunan manusia seutuhnya.

"Untuk meningkatkan SDM di Riau, perlu meningkatkan kualitas pendidikan, anggaran, sarana, pra sarana, beasiswa anak berprestasi dan dan beasiswa anak tak mampu. Hal ini sudah kita lakukan dengan berbagai upaya. Bahkan sudah ada perdanya tentang wajib belajar 12 tahun," ujar Syamsuar.

Agar masyarakat Riau tidak menjadi budak di negeri sendiri, Syamsuar mengingatkan, agar mahasiswa memiliki kreatifitas sebagai pengusaha, bukan pekerja. Bagaimana menciptakan lapangan kerja sebanyak mungkin melalui industri kreatif.

"Karena menggunakan APBN dan APBD saja tidak cukup, butuh investasi swasta dalam pembangunan suatu daerah. Juga peran generasi muda kreatif untuk menjadi raja di negeri sendiri. Sebagai mahasiswa, tidak hanya fasih berbahasa inggris dan daerah, namun bahasa lainnya pun perlu ditingkatkan. Agar cakrawala pengetahuan kita semakin luas," ungkap Syamsuar lagi.

Untuk menjadikan Riau sebagai pusat kesatuan di Pulau Sumatera, Syamsuar dengan gamblang menjawab, melalui RoRo Dumai - Malaka akan membuka kemajuan Riau dalam bidang ekonomi, pariwisata dan perdagangan.

"Dengan beroperasinya RoRo Dumai - Malaka, bisa membuat Riau menjadi destinasi pilihan bagi wisatawan luar negeri dan lokal. Karena, ini merupakan terobosan yang luar biasa dan dibutuhkan dukungan semua pihak agar bisa terealisasi," kata Syamsuar.

Dukungan yang diberikan pemerintah daerah untuk mahasiswa/i dalam revolusi 4.0, Syamsuar mengatakan, pemerintah terus memberikan dukungan dalan kemajuan perguruan tinggi di Riau, untuk mengikuti kemajuan revolusi 4.0.

"Mahasiswa/i pun secara mandiri harus bisa menciptakan suatu peluang. Banyak peluang yang bisa diraih dan diciptakan saat ini. Selagi itu positif, kita akan dukung," ulas Syamsuar.

Terkait ilegal logging dan pertambangan ilegal yang masih terjadi di Riau, Syamsuar secara tegas mengatakan, dalam minggu ini satgas yang menanganinya akan dibentuk. Satgas ini terdiri dari TNI, Polri, Kejaksaan, unsur pemerintah dan masyarakat, serta lembaga lainnya.

"Meskipun secara tegas diatur dalam Undang-Undang masih saja ada yang bandel melakukan kedua kegiatan ilegal tersebut. Akibatnya, untuk mencari keuntungan, justru melanggar hukum. Kita akan tindak hal ini melalui satgas yang terbentuk nantinya," ungkap Syamsuar.

Untuk bisa mengimbangi dua negara adidaya, menurut Syamsuar, mahasiswa/i harus bisa menguasai berbagai bahasa asing yang ada. Tidak hanya bahasa Indonesia, daerah dan Inggria saja, tapi bahasa lainnya pun harus dikuasi.

"Teruslah menciptakan, agar anak muda di Indonesia khususnya di Riau tak terkalahkan. Jangan malas untuk belajar, karena ilmu pendidikan terbentang luas," jelas Syamsuar. ***