SELATPANJANG - Tahun ini, Pemkab Kepulauan Meranti menganggarkan sekitar Rp3,5 miliar untuk membeli kendaraan dinas. Mobil itu sebanyak 3 unit, akan digunakan oleh bupati dan wakil bupati.

Penganggaran ini menuai pro dan kontra. Bahkan menjadi salah satu poin pernyataan sikap Laskar Muda Melayu Riau Kepulauan Meranti saat berunjuk rasa di Selatpanjang, Senin pagi.

Sekdakab Kepulauan Meranti, Yulian Norwis, mengakui ada menganggarkan pembelian 3 unit mobil.

Katanya, memang ada dianggarkan sebesar Rp3,5 miliar di APBD 2018. Anggaran tersebut untuk membeli 3 unit mobil yang akan digunakan bupati, wakil bupati, dan salah satu instansi terkait.

"Sudah sesuai mekanisme penganggarannya," kata Yulian Norwis.

"Mobil ini kan untuk jabatan bupati. Kita sudah menunda selama 2 tahun pembeliannya," ungkap Icut yang juga mengatakan mobil dinas periode pertama bupati sudah dilelang.

Pernyataan serupa juga disampaikan Ketua Banggar DPRD Kepulauan Meranti Fauzi Hasan didampingi wakil pimpinan, Muzamil Baharudin.

Kata Fauzi, mobil jabatan bupati telah dibahas dan sesuai mekanisme. Namun ada persepsi berbeda kenapa saat ini (kondisi keuangan melemah) malah membeli mobil.

Dijelaskan Fauzi, anggaran yang digunakan untuk membeli mobil tersebut bersumber dari insentif yang diterima daerah karena pada pemeriksaan BPK, Kepulauan Meranti dapat prediket opini wajar tanpa pengecualian (WTP) tahun 2017.

Sehingga, Kota Sagu berhak mendapat dana insentif sebesar Rp36 miliar.

Keberhasilan kepala daerah atas opini WTP ini, tambah Fauzi, wajar diapresiasi. Sehingga disetujui lah pembelian mobil yang anggarannya diajukan TAPD.

"Ini prestasi, wajar kita apresiasi," kata Fauzi Hasan.

Terlebih, pembelian mobil untuk jabatan bupati di Kepulauan Meranti sudah ditunda selama 2 tahun anggaran. Mengingat, kecilnya dana yang diterima Pemda saat itu.

"Mobil itu sudah dianggarkan dua tahun berturut-turut, namun tak kita setujui. Sebab saat itu cuma dapat Rp7,5 miliar insentifnya. Tak mungkin kita ambil sedikit untuk membeli mobil," kata Fauzi.

"Karena tahun ini dapat insentif Rp36 miliar, wajar rasanya kita ambil sedikit sebagai apresiasi atas keberhasilan dan kerja keras kepala daerah. Sisanya tetap untuk pembangunan di Meranti. Mobil ini akan jadi aset daerah, bisa saja bupati akan datang yang menggunakannya," tambah Muzamil. ***