SELATPANJANG - Pemda Kepulauan Meranti mulai mencari solusi terbaik untuk penanganan masalah sampah rumah tangga terutama di Kota Selatpanjang. Rencananya, sampah yang dihasilkan akan dikelola sehingga menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Meski sampai hari ini di beberapa lokasi di Kota Selatpanjang masih terlihat tumpukan sampah, Pemkab Kepulauan Meranti optimis dengan inovasi dan sistem pengelolaan yang tepat masalah ini dapat segera diatasi. 

Sistem pengelolaan yang akan diterapkan kedepannya sebagaimana dikatakan Wakil Bupati Drs H Said Hasyim diprediksi akan mampu mengatasi masalah sampah yang berserakan. Sehingga bisa bermanfaat untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat serta para petani.

Lalu bagaimana caranya?

Dalam beberapa kesempatan, H Said Hasyim mengatakan, langkah awal adalah dengan cara mengeluarkan surat edaran kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Selain itu, sampah yang dihasilkan dari rumah tangga harus dipisahkan antara sampah organik dan non organik.

Dengan begitu, sampah organik dapat diolah kembali menjadi pupuk untuk keperluan pertanian. Sementara sampah non organik seperti plastik yang masih memiliki nilai ekonomi dapat dijual untuk peningkatan ekonomi masyarakat.

"Kita meminta kepada masyarakat untuk tidak lagi membuang sampah sembarangan. Pisahkan sampah organik dan non organik yang masih memiliki nilai eknomi," kata H Said Hasyim saat memberikan sambutan bersempena upacara peringatan Hari Kesehatan ke-53 di halaman Kantor Bupati Jalan Dorak Selatpanjang, Senin (13/11/2017).

Untuk tahap awal, kata H Said Hasyim lagi, Pemda Meranti akan mendata jumlah sampah organik dan non organik yang dihasilkan tiap rumah tangga. Dari situ, dapat dihitung berapa jumlah sampah organik yang bisa dijadikan pupuk dan memiliki nilai ekonomi.

"Kita berencana menjadikan Kota Selatpanjang menjadi Kota bebas sampah. Kita akan mulai dengan menginventarisir berapa kapasitas sampah setiap rumah tangga, sampah tidak dibuang tapi dikelompokan sesuai jenisnya organik dan non organik," jelas H Said Hasyim.

Selain itu data ini juga dapat menjadi pertimbangan untuk membuat tempat penampungan sampah agar tidak tertumpuk sembarangan. Seperti diketahui saat ini sampah banyak tertumpuk di tempat-tempat yang tidak semestinya. Seperti terlihat di jalan menuju pelabuhan dan beberapa titik lainnya yang sangat mengganggu hidung dan mata.

Seperti rencana Pemda Meranti akan memusatkan penampungan sampah seluruhnya di daerah Gogok, dimana lokasi ini dinilai cukup jauh dari kota dan memiliki lahan luas.

Untuk mensukseskan hal tersebut, Pemkab Meranti akan memerintahkan camat serta kepala desa agar mensosialisasikannya. Kedepan, diharapkan tidak ada lagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan.

Camat, kepala desa yang dibantu oleh RT/RW akan menghitung berapa jumlah petugas yang diperlukan untuk mengelola sampah. Dengan begitu, dana sebesar Rp9 miliar yang digelontorkan tiap tahun untuk menangani sampah di Meranti dapat optimal pemanfaatannya.

Terkait rencana Pemda Meranti mewujudkan Kota Selatpanjang menjadi kota bebas sampah, mendapat dukungan penuh dari Ketua Komisi I DPRD Meranti, Edi Masyudi. Menurut Politisi PPP ini, rencana tersebut harus didukung dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan petani.

Tapi, kata Edi lagi, dalam pengelolaan sampah ini ditekankan agar Pemkab Meranti tidak bisa sendiri. Pemda harus melibatkan pihak ketiga. "Kita dari DPRD khususnya Komisi I sangat mendukung bagaimana menciptakan Meranti yang bersih termasuk pembuatan Perda. Namun kami berharap hal ini dapat dimanage sedemikian rupa sehingga dapat efektif, dan yang tak kalah penting harus melibatkan pihak ketiga," jelas Edi Masyudi. (Advertorial)