JAKARTA -- Langkah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, menghapus frasa agama dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional 2035 menyulut protes berbagai kalangan, termasuk dari dua ormas Islam terbesar di Tanah Air, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.

Dikutip dari Republika.co.id, pengamat politik Universitas Andalas Najmuddin Rasul menduga hapusnya frasa agama tersebut bukan karena kelalaian atau ketidaksengajaan. Dia menduga, ada kekuatan besar di belakang Nadiem Makarim ketika menetapkan Peta Jalan Pendidikan Nasional 2035. Sehingga dalam peta tersebut tidak ada lagi tercantum pendidikan agama.

''Patut dicurigai bahwa ada kekuatan besar yag berada di belakang Nadiem, yaitu kekuatan  politik dan ekonomi,'' kata Najmuddin kepada Republika, Sabtu (13/3).

Najmuddin menduga, tujuan menghilangkan frasa agama tersebut adalah untuk merusak akhlak generasi muda Islam, dengan cara membuat mereka melupakan sejarah perjuangan bangsa, mengeliminir rasa keberagaman dan nasionalisme anak muda, meredupkan nilai-nilai Islam dan mengurangi populasi ummat Islam Indonesia.

Selain itu, Najmuddin melihat dari keputusan yang diambil, Nadiem tidak mengerti sejarah perjuangan bangsa, tidak memahami fislosofi agama dan perjuangan kemerdekaan RI.

Menurut dia, seorang menteri harusnya memahami hal tersebut. Termasuk memahami dan mengerti hakekat pembukaan UUD 1945 dan Pancasila, dan tujuan Pendidian Nasional, seperti yang tertera dalam UU Sistem Pendidikan Nasional.

''Nadiem seperti tidak memiliki sence of nationalism dan tidak mengerti perasaan warga negara,'' pungkas Najmuddin.***