JAKARTA - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas bersama Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al Rabiah telah menandatangani kesepakatan penyelenggaran ibadah haji 1444 H/2023 M terkait kuota haji Indonesia 2023 di Jeddah.

Seiring kesepakatan tersebut, kuota haji Indonesia pada 2023 sebesar 221.000 jemaah. Rincian kuota haji itu terdiri dari 203.320 jemaah haji regular, 17.680 jemaah haji khusus dan sekitar 4.200 untuk petugas haji. "Alhamdullilah misi haji 2023 dimulai. Saya hari ini menandatangani kesepakatan haji dengan Menteri Haji Saudi. Kuota haji Indonesia tahun ini sebesar 221.000 jemaah,” ujar Menag di Jeddah, Senin (30/1/2023).

Meski demikian, Yaqut menuturkan, pihaknya masih melobi agar Indonesia meraih kuota tambahan untuk mempercepat antrean jemaah haji pada tahun-tahun sebelumnya. "InsyaAllah akan ada penambahan-penambahan kita sedang usahakan agar bisa ditambah agar memperpendek antrean,” ujar dia.

Yaqut juga membicarakan dengan Menteri Haji Saudi dengan sepakati tahun ini tidak ada pembatasan usia. Dengan demikian, jemaah berusia 65 tahun ke atas dapat berangkat haji pada 2023.

Sebelumnya pemerintah Arab Saudi membatasi usia jemaah haji karena pandemi COVID-19. Saat itu, Arab Saudi menerapkan syarat usia jemaah haji 2022 di bawah 65 tahun. "Sesuai kesepakatan, tahun ini sudah tidak ada pembatasan usia jemaah haji. Artinya, Jemaah 6 tahun ke atas juga dapat berangkat haji tahun ini,” kata Yaqut.

Menteri Tawfiq mengaku sangat senang untuk bisa memberikan tambahan kuota jemaah haji Indonesia. Namun, Tawfiq menambahkan, saat ini negaranya tetap mengedepankan kenyamanan dan keselamatan jemaah haji. "Kenyamanan dan keselamatan ini prioritas. Namun saya katakan, Indonesia akan selalu mendapatkan prioritas dalam memperoleh kuota tambahan," kata dia.

"(Mungkin) ada negara yang mengurangi jemaah hajinya sehingga kuota bisa diberikan ke Indonesia. Semua tentu sudah rindu berhaji (dalam kondisi normal)," tutur Menteri Tawfiq.

Tawfiq menambahkan tentang terus berjalannya transformasi pelayanan jemaah haji di Arab Saudi. Menurut dia, saat ini sudah tidak ada lagi muassasah, namun penyenggaraan haji dilakukan oleh syarikah atau perusahaan.

Ada enam syarikah (perusahaan) yang ditunjuk dalam pelaksanaan layanan ibadah haji tahun ini. Setiap negara, termasuk Indonesia, dapat memilih syarikah dalam menyiapkan layanan. "Sehingga akan ada kesempatan untuk mendapatkan harga terbaik. Saya juga meminta agar perjanjian dibuat dengan detail, agar dapat memberikan layanan terbaik juga," ujar Tawfiq.

"Jika detail, ini akan menjadi pegangan ketika syarikah melanggar. Jika mereka melanggar, kami bisa memberikan sanksi," ia menambahkan.

Tawfiq mengatakan, para syarikah akan dihadirkan dalam Muktamar Haji, 9 Januari 2023. Sehingga, setiap negara bisa menilai langsung kesiapan dan tawaran layanan yang mereka siapkan. Dalam muktamar tersebut juga akan digelar pameran beberapa produk layanan haji dan seminar perhajian.

Menag Yaqut menyampaikan terima kasih karena Indonesia diajak terlibat sejak awal dalam proses haji 2023, termasuk undangan menghadiri Muktamar Haji. Menag mengapresiasi langkah transformasi yang dilakukan Saudi dalam penyelenggaraan ibadah haji. Transformasi itu mengarah pada penyelenggaraan haji yang lebih profesional.***