INGIN rasanya mengatakan dan menulis; 'Aku Membersamai Kamu menuju Era Baru' karena pandemi telah sangat melelahkan hati, pikir, dan raga setiap individu dengan dahsyatnya pilu. Bencana ini tak bisa ditampik telah menghantam labirin emosi banyak orang, tapi aku bukan milik orang per orang, melainkan milik rakyat.

"Kakak mengerti karena aspirasi di masa pandemi memang memotret kepiluan yang begitu dahsyat, tak sedikit dari mereka menjadi demotivated. Tapi pikiran, sikap, dan tindakan kita tidak bisa sebatas untuk orang per orang yang terpukul jatuh, melainkan untuk semua; bagaimana semua orang bisa bangkit dan berdiri tegak sebagai sebuah bangsa," kata saya pada seorang wartawan dalam sebuah obrolan.

Sebagai ketua kelompok DPD RI di MPR RI periode saat ini, tak amanah rasanya jika abai pada fakta bahwa penghujung tahun 2020 diisi dengan catatan; hampir 700.000 orang orang rakyat Indonesia telah terinfeksi Covid-19 dan sekira 20.500 di antaranya meninggal dunia; 90 persen UMKM terdampak, 46 perusahaan besar bangkrut, dan angka pengangguran mencapai 9,77 juta orang. Itu baru sekilas data dampak kesehatan dan ekonomi yang dirasakan bangsa, belum bicara konstituen.

Sebagai senator dari Provinsi Riau yang populasinya lebih dari 6,835 juta jiwa dan tersebar di 12 kota/kabupaten, perhatian harus berfokus pada mereka, bukan sebatas pada pemilih dalam pemilu. Lebih dari 24.599 kasus positif di Riau sementara keuangan negara dalam keadaan sulit dan ditambah dengan belanja maupun pendapatan daerah Prov. Riau mengalami penurunan lebih dari 14 persen, tentu berdampak serius bagi rakyat Riau.

Itulah sebabnya, pandemi harus dipandang sebagai musuh bersama segenap bangsa Indonesia dengan penuh kesadaran pikir, untuk bisa bisa menatap hari pasca pandemi dengan keyakinan kolektif.

"Kapan pandemi berakhir sangat bergantung pada kapan kita bersungguh-sungguh mulai menata kebangkitan kita bersama. Maka tugas kita, adalah membersamai rakyat untuk melewati pandemi ini dan menyongsong era yang baru," kata saya.

Mungkin tak banyak yang telah saya lakukan, tapi saya terus bergerak sebagai wakil dari rakyat Riau. Aspirasi masyarakat dari seluruh pelosok Riau terus saya koordinasikan dengan pemerintah pusat dan daerah serta pemangku kepentingan lain.

Alhamdulillah beberapa perjuangan menindaklanjuti aspirasi masyarakat berbuah manis. Kelompok Tani Bakti Raya Lukit di kabupaten Kepulauan Meranti mendapatkan izin program Perhutanan Sosial dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berupa SK IUPHKM (Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan) pada bulan Mei 2020 untuk mengelola areal 121 ha selama 35 tahun dan bisa diperpanjang dua kali atau 105 tahun.

Selanjutnya pada bulan November 2020, Kelompok Tani Bakti Raya Lukit juga telah mendapatkan program bantuan Bang Pesona dari Kementerian LHK sebesar Rp100 juta yang dimanfaatkan untuk usaha peternakan kambing, penanaman pohon pinang, pengusahaan madu hutan, dan penanaman pohon Gerunggang diareal izin Perhutanan Sosial yang mereka kelola. Saya berharap semua ini akan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Menyusul keberhasilan Kelompok Tani Bakti Raya Lukit, pada bulan November 2020 saya juga menindaklanjuti dan memberikan rekomendasi permohonan program Perhutanan Sosial yang diajukan Kelompok Tani Hutan Wahana Rimba Bestari seluas 430 ha di Desa Tanjung Darul Takzim, Tebing Tinggi Barat, kabupaten Kepulauan Meranti dan permohonan Kerjasama Kemitraan Kehutanan antara KPH Tebingtinggi dengan Kelompok Tani Hutan Sagu Makmur dan Kelompok Tani Hutan Flamboyan di Tebing Tinggi, kabupaten Kepulauan Meranti.

Pemberdayaan masyarakat juga saya lakukan bersama Yayasan Insan Riau Amanah (YIRA) untuk pengembangan dan budidaya sereh wangi dalam rangka memanfaatkan lahan yang terbengkelai. Di Kampar ada kelompok masyarakat di beberapa desa yang terlibat. Saat ini sudah terpasang alat penyuling minyak sereh wangi di desa Buantan Besar. Sedang di Siak juga sudah terpasang alat penyuling minyak sereh wangi. Pengembangan dan pengolahan sereh wangi dilakukan sejak pra panen dan pasca panen. Termasuk pelatihan dan bimbingan teknis kepada para petani. Mengingat ada berbagai produk hilir yang bisa dihasilkan dari pengolahan minyak sereh wangi antara lain bahan baku disinfektan karbol hingga makanan ternak.

Bersama YIRA, kini juga sedang dibangun rumah baca di Pekanbaru. Ini diharapkan menjadi oase bagi tempat belajar dan membaca sebagai bagian program literasi bagi masyarakat luas.

Sebelumnya saya juga berhasil memperjuangkan terbitnya Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 35/M-DAG/PER/5/2016 tentang Perubahan Permendag Tentang Barang Yang Dapat Disimpan di Gudang Dalam Penyelenggaraan Sistem Resi Gudang (SRG) yang memasukkan Kopra sebagai salah satu produk SRG. Permendag ini sudah saya serahkan ke Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir dengan harapan akan meningkatkan kesejahteraan petani kelapa pengolah kopra.

Untuk mengatasi banjir di Pekanbaru, saya juga telah memperjuangkan aspirasi masyarakat agar dibangun tambahan kolam retensi atau waduk penampung air hujan. Selain memperbaiki drainase dan pembersihan saluran air di ibukota provinsi Riau ini.

Pandemi Covid-19 membuat dilaksanakan refocusing anggaran oleh pemerintah pusat. Akibatnya rencana pembangunan 8 titik sumur artesis di Rokan Hilir dan Kabupaten Kepulauan Meranti yang saya usulkan dan perjuangkan terpaksa dibatalkan. Hal yang sama juga terjadi untuk kegiatan pelatihan manajemen atau pengelolaan usaha kopi oleh Kementerian Koperasi dan UKM untuk pelaku UMKM di Riau. Meski demikian, perjuangan menindaklanjuti aspirasi masyarakat tidak pernah kendor saya lakukan.

Selama tahun 2020 telah saya rekomendasikan sejumlah proposal permohonan kelompok masyarakat, kelompok tani, kelompok nelayan, koperasi dan UMKM untuk mendapatkan bantuan kepada Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian PUPR, Kementerian LHK, Kementerian Koperasi dan UKM dan Kementerian Sosial. Harapannya akan mendapatkan realisasi program batuan pemerintah pada tahun anggaran 2021.

Baru saja dirilis oleh Badan Pusat Statistik bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Riau sebesar 72,71 atau mengalami penurunan dibanding 2019 sebesar 73,00. Meski demikian IPM Riau masih di atas rata-rata nasional sebesar 71,94. IPM adalah ukuran untuk menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Artinya dengan angka IPM tersebut masyarakat Riau tergolong mendapatkan kualitas pembangunan 'tinggi'.

Meski demikian selama lebih 15 tahun berkeliling ke seluruh pelosok Riau menjalankan amanah menyerap aspirasi masyarakat, saya melihat langsung ketimpangan dan kemiskinan masih dialami saudara-saudara kita, terutama di perdesaan. Menjadi tantangan bagi kita semua bagaimana mengelola kekayaan sumber daya alam yang melimpah ini menjadi sumber kesejahteraan rakyat.

UU Omnibuslaw Ciptaker yang mendapat banyak pertentangan pun, bukan tak menjadi perhatian saya. Bersama rekan-rekan di DPD RI, tak kurang dari 7 UU berhasil dikeluarkan undang-undang sapujagat itu. Bahwa jika masih didapat kelemahan dan UU itu, itulah konsekuensi proses politik perundangan yang demokratis dimana aspirasi bukan hanya dari 1 dan 2 kelompok atau parpol saja. Yang terpenting kemudian adalah bagaimana kita mengawal agar penerapan Omnibuslaw bisa berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan rakyat.

Alhamdulillah Pilkada 2020 berjalan dengan lancar dan sukses di Riau. Saat melakukan tugas pemantauan Pilkada saya menyaksikan sendiri antusias masyarakatnya mempergunakan hak pilihnya. Kepada para bupati/walikota terpilih saya menyampaikan ucapan selamat dan mengingatkan untuk menjalankan amanah masyarakat dengan sebaik mungkin serta menjauhkan dari praktek korupsi.

Pada hakikatnya, membangun Riau adalah tugas kita bersama, memenangkan perang melawan pandemi ini juga tugas kita bersama. Saya berharap rekan-rekan bisa bekerja cerdas mempersiapkan pelaksanaan vaksinasi yang dalam waktu dekat ini akan dilaksanakan.

Di tengah kecemasan yang belum tahu ujungnya akibat pandemi Covid-19, saya mengajak semua masyarakat untuk tetap senantiasa menjalankan protokol kesehatan Covid-19 (menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun) sebagai suatu kebiasaan era baru.

Saya berpesan kepada diri saya pribadi dan seluruh masyarakat Riau; "kita adalah masyarakat melayu yang kuat dalam keanggunan kita,".

Jika media sosial dan portal aspirasi intsiawatiyus.com dirasa masih belum cukup untuk kita menjadi saling terhubung, mari kita cari cara untuk lebih bisa melangkah bersama!

Penulis: Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI daerah pemilihan Riau/ketua Kelompok DPD RI di MPR RI, Intsiawati Ayus