SIAK - Komaryatin (60) kepala SMAN 2 Dayun ini salah satu tenaga pendidik penerima penghargaan pada peringatan HUT PGRI ke 72 dan HGN ke 16 di halaman kantor Bupati Siak. Dia juga penulis buku yang isinya tentang pengalaman hidup sendiri untuk menginspirasi dan memotivasi pembaca.

Bagi Komaryatin pofesi guru berada di posisi terdepan dalam mendidik generasi masa depan bangsa. Bagaimana kompetensi dan karakter masyarakat di masa depan merupakan hasil dari bagaimana seorang guru mendidik di masa sekarang.

Buk Kom mengaku terharu atas apresiasi yang telah diterimanya dari pemerintah daerah kabupaten Siak untuk penghargaan kategori guru penulis buku.

"Baru 4 buku yang saya tulis, dan saya akan tetap menulis untuk memotivasi dan inspirasi bagi para pembaca," ujar wanita kelahiran Banyumas, 14 Desember 1957 ini.

Buku-buku motivasi tersebut antaralain, Semangat Menembus Langit tahun 2010, Remaja-remaja tangguh di tahun 2012, Kasih Ibu di tahun 2013, dan Masih ada pintu lain di tahun 2016.

"Semua buku tersebut isinya sebagian besar dari kisah hidup saya, tujuannya untuk menginspirasi dan memotivasi bagi pembaca, dan saat ini, saya sedang menggarap buku kelima," jelas Buk Kom.

Beliau menceritakan tentang kisah hidupnya sejak awal mengabdi sebagai guru. Suka duka telah dilaluinya, dimulai pada sekitar tahun 80an dimana kala itu ia menjadi guru honor di SMAN 1 Selat Panjang.

Sekitar tahun 1988 ia diangkat jadi PNS dan kemudian pindah ke Siak ikut suami yang saat itu kerja di PT Pancaeka, kemudian saya mengajar SMAN 1 Siak tahun 1990 hingga 2006.

"Waktu itu penghasilan kami, kadang hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Sang suami hanya buruh kasar, kemudian mencoba membuka warung harian, tapi warungnya terbakar," sebutnya.

Sambil mengusap air mata, Ibu tiga anak itu mengatakan, kalau dipikir sebagai guru biasa, rasanya tidak mungkin dan tak sanggup untuk menguliahkan anak-anak. Rumah yang masih ngontrak, belum lagi bayar ini dan itu.

Karena itulah dirinya ingin berbagi pengalaman kepada sesama guru, dan orang tua serta anak-anak untuk tetap tegar dan berusaha serta menjadi yang terbaik, demi keluarga dan generasi bangsa.

"Alhamdulilah, buku-buku saya banyak dibaca dan diminati, misalnya dari provinsi Jawa Timur untuk perpustakaan desa. Kabupaten Lamongan untuk perpustakaan umum, dan buku saya sudah tersebar toko-toko besar seperti gramedia," ujarnya.

Wanita doyan kerupuk itu berpesan, guru selamanya tetap akan menjadi guru, sedangkan murid ia akan menjadi siapa saja sesuai dengan keinginannya. Oleh karen itu, didiklah mereka menjadi generasi yang berkarakter, berakhlak serta berwawasan luas.

Berkat kegigihan dan kesabaran Komaryatin, ia mampu menyelesaikan kuliah anak-anaknya. Media Nova anak pertama Buk Kom, sedang kuliah S2 di Fisip Universitas Riau dan bekerja sebagai Kasubdin Kelembagaan Masyarakat di Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti.

Anak kedua Barkun Kharisma Suko, saat ini bekerja di staf analis minyak bumi di Kementerian ESDM, dan yang ketiga Nila Kharismatika saat ini bekerja sebagai staf Tata usaha Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Dilain pihak, mantan murid Buk Kom, Tri dan Ruzita mengaku sangat rindu dengan sosok Komaryatin. Meski dikenal tegas, dan cerewet tapi kehadirannya sangat dinanti-nantikan. Guyonan dan perhatian serta kasih sayangnya tak dapat dilupakan.***