JAKARTA - Jenderal (Purn) Try Sutrisno merupakan Wakil Presiden (Wapres) ke-6 RI. Sebelum ditawarkan Presiden Soeharto sebagai Wapres, Try Sutrisno menjabat Panglima ABRI.

Meski pernah menjadi Wapres, Panglima ABRI dan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), ternyata Try Sutrisno tak mampu membeli rumah secara tunai. Rumah yang dimiliki dan ditempatinya hingga saat ini dibelinya seharga Rp86 juta dengan cara mencicil selama 15 tahun.

Dikutip dari Merdeka.com, kisah membeli rumah dengan cara mencicil 15 tahun itu diungkapkan Try Sutrisno dalam video yang diunggah di kanal Youtube Irma Hutabarat-HORAS INANG.

Dalam video itu Try Sutrisno bercerita, rumah yang saat ini ditempatinya bersana keluarga mulanya merupakan rumah dinas yang pernah ia tempati saat menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (kasad).

Setelah jabatan sebagai Kasad berakhir, ia ditawari untuk membeli rumah dinas tersebut agar bisa ditempati menjadi kediaman pribadi.

"Ini rumah saya bukan korupsi pak, ini rumah dari angkatan darat. Jadi setiap Kasad boleh beli rumah dinas. Setelah saya jadi Kasad kan jadi panglima," ungkap Try Sutrisno.

Namun, Try mengaku tidak memiliki uang tunai yang cukup untuk membeli rumah tersebut. Padahal, pada saat itu ia termasuk orang terpandang jika melihat jabatannya.

Sekitar tahun 1986 kata Try, ia ditawari untuk membeli rumah dinasnya seharga Rp85 juta. Karena tak memiliki uang, ia kemudian diperbolehkan untuk mencicil rumah tersebut selama 15 tahun.

"Waktu saya pindah saya dipersilahkan boleh beli rumah dinas, tapi saya bilang saya enggak punya duit. Ini harganya (dulu) Rp85 juta sekitar tahun 86. Tapi harga itu bisa dicicil 15 tahun," ungkapnya.

Selalu Serahkan Rumah Dinas

Kerap menempati jabatan mentereng di militer, membuat Try sering berpindah-pindah rumah dinas. Namun, ia mengaku selalu mengembalikan rumah dinas yang ia tempati kepada negara apabila ia sudah selesai menjabat.

Menurutnya, rumah dinas yang ia tempati itu masih diperlukan untuk digunakan kembali. Ia mengaku enggan berpangku tangan sementara dirinya melihat tak sedikit tentara di bawahnya masih banyak yang hidup kesusahan.

"Banyak tentara yang masih melarat pak, rumah dinas masih diperlukan saya nerimo. Tuhan tau ternyata rezekinya di sini jadi saya bisa tidur nyenyak pak tidak takut KPK," kata Try.

Jadi Wapres Tanpa Kampanye

Try juga bercerita soal bagaimana ia bisa ditunjuk untuk menjadi Wapres ke-6 mendampingi Soeharto. Saat itu, ia mengatakan bahwa ia ditawari untuk menjadi Wapres tanpa kampanye dan lain sebagainya.

Ia pun mengatakan bahwa dirinya cukup beruntung bisa dipilih menjadi Wapres dengan cara yang  cukup mudah. Sebab, jika tidak Try mengaku tidak memiliki uang untuk berkampanye.

"(Dulu) presiden yang memilih wapresnya terus ditanya pak Harto (Soeharto) beliau mau menerima atau tidak. Kalau beliau tidak ya cari lain lagi tapi untung dulu beliau mau. Jadi kalau saya ikut zaman sekarang mau Wapres enggak bisa pak enggak punya duit," ungkapnya.

Karier Try Sutrisno

Karier militer Try Sutrisno dimulai setelah ia lulus dari Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad).

Try Sutrisno mendapatkan pengalaman pertama sebagai militer ketika ikut berperang melawan Pemberontak PRRI pada 1957. Pada 1974, Try Sutrisno terpilih untuk menjadi ajudan bagi Presiden Soeharto. Sejak saat itulah karier militernya terus naik.

Karier puncak dari Try Sutrisno dalam dunia militer terjadi ketika ia terpilih menjadi Panglima ABRI menggantikan Jenderal TNI LB Moerdani pada 1988. Pada Februari 1993, Try Sutrisno pensiun dari dunia militer dan dicalonkan menjadi Wapres.

Pencalonan Try itupun disetujui oleh Soeharto dan disahkan Majelis Permusyawarat Rakyat (MPR). Ia pun mendampingi Soeharto sejak tahun 1993 sampai 1998.***