MEYAKINI kebenaran Islam dan memutuskan menjadi mualaf setelah membaca asmaul husna (nama Allah). Itulah yang dialami Selnov, pemuda berdarah Toraja. Berikut kisahnya.

Dikutip dari Republika.co.id, Selnov lahir dan dibesarkan di tengah keluarga yang taat beragama. Namun, sejak kecil Selnov meragukan konsep ketuhanan yang diajarkan agama terdahulu yang dianutnya.   

''Sejak kecil saya tidak menerima dengan akal sehat ajaran agama sebelumnya terutama tentang konsep ketuhanan,'' ujar dia, sebagaimana dikutip dari dokumentasi Harian Republika. 

Orang tuanya menganut agama dengan aliran tertentu. Namun untuk mencari kebenaran sesuai keyakinan Selnov berusaha mempelajari konsep ketuhanan di aliran lain di dalam agama yang sama. 

Ternyata setelah mempelajarinya, dia belum juga mendapatkan kebenaran tentang konsep ketuhanan. Hal itu berlangsung selama dia sekolah menengah.  

Setelah lulus SMA tahun 2015, pemuda asal Kendari ini, merantau ke Pulau Jawa untuk kuliah. Kemudian dia mengenal ada agama lain, yakni Islam dari teman-teman kuliahnya. Namun selama pencarian keyakinan, dia memutuskan untuk tidak beragama sejak 2017. 

Dia kemudian mengunduh aplikasi Alquran terjemahan untuk mempelajari lebih dalam. Saat membuka aplikasi tersebut, bacaan yang ditemukan pertama kali di dalam Alquran bukan ayat Alquran, tetapi asmaul husna. 

''Pada deretan asmaul husna saya menemukan nama Allah, Al Hayyu Yang Maha Hidup. Berarti Tuhan tidak pernah mati, jika Tuhan mati saat manusia bernapas siapa yang memberikan napas. Di sinilah konsep Tuhan mati di agama sebelumnya tidak sesuai keyakinan saya,'' jelas dia.

Kebenaran tentang Tuhan dia temukan dalam Islam. Dengan petunjuk yang ada dalam Alquran. 

Setelah membaca terjemahan Alquran, tepat pada 17 September 2019, Selnov memutuskan untuk memeluk Islam. Hidayah telah sampai kepadanya dan dia bersyahadat di kamar kos temannya. 

Dia mempelajari bacaan syahadat dengan mendengar melalui video yang diputar. Sembari bersyahadat dia melepas kalung simbol agama sebelumnya dan tanpa terasa air matanya menetes.  

Setelah bersyahadat, orang yang pertama kali dikabarkan adalah sahabat dekatnya yang saat itu berada di Palembang. Setelah menghubungi sahabatnya, dia menjelaskan alasan memeluk Islam. 

Setelah membaca Alquran, Selnov meyakini Tuhan yang benar ada dalam Islam. Dia juga meminta temannya untuk mengajarkannya shalat sebagai cara untuk menyembah Allah SWT.  

Agar resmi dan terbukti telah memeluk Islam, Selnov mencari tempat untuk bersyahadat dengan saksi dan mendapat surat pernyataan memeluk Islam.   

Pada 22 September 2019, dia mendatangi Mualaf Center Bandung.  Setelah bersyahadat, tak hanya teman, Selnov juga memberitahu kedua orang tuanya bahwa dia kini Muslim.

Selnov terus berdoa agar dapat melembutkan hati keluarganya. Benar saja orang tuanya tak marah dan kembali mengajak Selnov berdiskusi. Dia meyakinkan orang tuanya bahwa keyakinan tidak bisa dibeli dan Tuhan yang dia yakini hanya ada pada Islam sesuai penjelasan dalam Al-Ikhlas.  

''Saat itu saya menjelaskan kandungan dari surat Al-Ikhlas dalam Alquran kepada kedua orang tua saya,'' jelas dia.

Dalam Al-Ikhlas jelas bahwa Tuhan tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dia juga menjelaskan tentang ajaran kitab-kitab sebelum Alquran, bahwa Alquran turun untuk menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya.      

Tak hanya itu, Selnov menceritakan tentang penyembahan berhala. Bahwa di kitab agama sebelumnya juga dijelaskan tentang dosa menyembah berhala, tetapi ternyata yang terjadi saat ini, Tuhan mereka diwujudkan dengan sosok manusia dan dibuat patungnya.  

Diskusi dan perdebatan terus berlanjut tak hanya dengan keluarga inti saja tetapi juga dengan keluarga besar lainnya. Karena hidayah belum sampai kepada mereka tentu mereka menolak apapun yang diajarkan dalam Islam.  

''Alhamdulillah meski tidak menerima keyakinan saya, hubungan dengan keluarga terutama ibu, kakak dan adik namun ayah masih keras. Satu saat pada Desember, Alquran saya pernah disembunyikan dan diganti dengan kitab agama sebelumnya karena malu jika keluarga dan kerabat tahu anaknya memeluk Islam,'' jelas dia.

Selnov kemudian berkeras memutuskan untuk pergi dari rumah jika ayahnya tetap tidak menerima keyakinannya. Beberapa hari kemudian masih pada Desember, ayahnya menerima terbuka tentang ke-Islamannya.  

Perdebatan diantara dia dan ayahnya tak lagi terjadi. Tetapi setelah lulus, Selnov memutuskan untuk merantau dan mencari pekerjaan, kini dia menetap di Cimahi, Jawa Barat.  

Pengalaman Ibadah

Terkait makan makanan haram, Selnov tidak kesulitan untuk meninggalkannya. Karena sebelum memeluk Islam, dia tidak suka untuk memakan-makanan haram maupun minuman beralkohol. 

''Berpuasa pun ketika sudah berniat maka saya dapat menjalankannya dengan mudah dan lancar. Saya juga secara rutin berpuasa sunnah Senin- Kamis,'' jelas dia. 

Untuk mendalami Islam dia masih belajar mandiri dan hanya mempelajari dari kajian online di Youtube. Shalat pun awalnya diajari  teman kuliah dan kemudian belajar sendiri.  

Namun untuk diskusi lebih dalam, Selnov sulit untuk menemukan kesamaan pemahaman tentang ajaran Islam dari teman-temannya. Sehingga dia jarang untuk berdiskusi tentang ajaran Islam. Hingga saat ini dia belum menemukna guru atau ustaz untuk mengajarkannya membaca Alquran. Dia berharap bisa istiqamah dalam mendalami Islam dan tetap dikuatkan iman dan ke-Islamannya.***