TELUKKUANTAN - Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Riau, Makmun Murod langsung tancap gas ke Pekanbaru, Selasa (26/1/2021) sore.

Ia tampak terburu-buru dan membatalkan niatnya untuk mengunjungi Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) setelah Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing).

Bahkan, untuk menikmati segelas kopi caghonti, minuman kopi khas Kuansing di Telukkuantan, pun tak sempat.

"Pak Kadis tak jadi ke Inhu, dapat telpon dari Pak Gubernur, harus ada di Pekanbaru malam ini juga," ujar Abriman, Kepala UPT KPH Singingi.

Saat itu, Murod bersama rombongan baru saja keluar dari Desa Airbuluh, tepatnya di sebuah masjid yang terletak di Desa Pantai.

"Rupanya Pak Gubernur dari tadi nelpon, cuma tak masuk-masuk, karena tak ada sinyal di Airbuluh," ujar Abriman.

Dalam perjalanan pulang tersebut, salah seorang pegawai terlihat tergopoh-gopoh mengabari bawha Syamsuar dari tadi menghubungi Kadis LHK tersebut.

Murod bersama rombongan mengunjungi Desa Airbuluh Kecamatan Kuantan Mudik dalam rangka panen jernang. Tanaman endemik yang ada di kawasan hutan lindung Bukit Betabuh. Selain itu, ia juga meresmikan sekolah tani hutan di desa tersebut.

Desa Airbuluh memang terletak di sekitar hutan lindung Bukit Betabuh. Jaraknya 20 Km dari Lubukjambi dan 40 Km dari Telukkuantan. Dari Telukkuantan, butuh waktu 1,5 jam untuk sampai di sana.

Untuk mempersiapkan acara ini, Abriman bersama pegawai KPH Singingi tiga hari bolak-balek ke Airbuluh. Sebab, mereka tak bisa berkoordinasi melalui sambungan seluler.

Ardian, Kepala Desa Airbuluh mengatakan desanya menjadi satu-satunya desa di Kuansing yang belum terjamah sinyal telpon.

"Kami sudah tiga kali mengajukan permohonan agar di desa kami dibangun tower pemancar sinyal. Namun, sudah tahun 2021, tak kunjung ada realisasinya," ujar Ardian.

Desa Airbuluh memiliki penduduk lebih kurang 300 KK. Dari pantauan GoRiau.com, beberapa anak-anak harus keluar dari desa dan berdiri di pinggir jalan untuk mencari sinyal. Jari-jemarinya menari-nari pada smartphone.

"Kami sangat berharap, pihak-pihak terkait bisa memperhatikan kami dengan mendirikan sebuah tower pemancar sinyal. Sehingga, desa kami bisa seperti desa lainnya," harap Ardian.***