LUBUKBASUNG - Selasa pagi, sekitar pukul 09.30 WIB, warga Kanagarian Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, digegerkan peristiwa jatuhnya kendi antariksa dari langit.

Dikutip dari tempo.co, salah seorang warga Sungai Batang, Sidik, 30 tahun, mengatakan logam bulat tersebut tiba-tiba jatuh menghantam tanah dengan bunyi sangat keras.

''Kami sangat kaget dengan bunyi tersebut, sehingga kami langsung ke lokasi tempat jatuh benda itu,'' kata Sidik. Benda itu berukuran diameter 110 sentimeter dengan berat 7,4 kilogram.

Sesampai di lokasi, warga menemukan benda logam berbentuk bulat di jalan kelas c atau kabupaten yang menghubungkan Maninjau-Sungai Batang. Imbas dari jatuhnya benda tersebut jalan menjadi berlubang dan menghitam seperti bekas terbakar. ''Kami langsung menghubungi wali nagari,'' katanya.

Wali Nagari Sungai Batang Jon Hendra menambahkan logam bulat berdiameter sekitar 110 sentimeter dengan berat sekitar 7,4 kilogram tersebut sampai di tanah dengan suhu sangat panas dan mengeluarkan asap. Benda tersebut baru mendingin sekitar satu jam kemudian.

Bagian Roket China

Kendi antariksa yang jatuh di Kabupaten Agam, Sumatera Barat tersebut adalah bagian dari roket milik Cina. Benda logam bulat yang jatuh di Sungai Batang, Sumatera Barat, merupakan bagian dari roket Longmach Chang-Zheng 3-A.

''Bagian dari tabung bahan bakar roket," kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, kepada Tempo, melalui aplikasi pesan WhatsApp, Rabu, 19 Juli 2017.

Menurut Thomas, benda tersebut jatuh karena ketinggiannya terus menurun usai peluncuran pada 13 April 2007. Chang-Zheng 3-A merupakan pelontar satelit Beidou M1.

''Saat jadi sampah antariksa, ketinggian benda itu terus turun. Sampai pada ketinggian 120 kilometer, benda ini tertarik gravitasi bumi,'' ujar Thomas. Lapan kini sedang memeriksa benda bagian dari roket Cina itu di Pusat Sains Antariksa, Bandung.

Thomas mengatakan, mulanya tabung bahan bakar roket ini berukuran besar. Namun, saat masuk atmosfer bumi, pecah. Sebagian lagi mungkin jatuh di laut maupun di hutan.

Kenapa di Indonesia? Menurut Thomas, sampah antariksa bisa jatuh di permukaan bumi mana saja. Sebagian besar jatuh di laut, hutan, atau pegunungan. ''Karena wilayah tersebut paling luas di bumi,'' ujarnya.

Thomas mengirimkan lintasan orbit roket Chang-Zheng 3-A. Dari lintasan tersebut diketahui objek masuk ke atmosfer Sumatera Barat pada pukul 09.07 WIB.

Waktu perkiraan jatuh, kata Thomas, mungkin berbeda dengan laporan warga. Sebab, dia menjelaskan, objek hanya butuh waktu beberapa menit untuk sampai ke permukaan bumi. Sebelumnya, pada 2016, bekas roket Falcon 9 milik NASA juga pernah jatuh di Sumenep, Jawa Timur.***