PANGKALAN KERINCI - Krisis air akibat kekeringan pada musim kemarau dialami warga Kelurahan Pangkalan Lesung, Kecamatan Pangkalan Lesung, Kabupaten Pelalawan, Riau. Warga harus membeli air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Salah satu warga, Abdul Nasib SE mengaku harus membeli dua tangki air. Air ini digunakan untuk mandi dan cuci.

"Setiap hari kami menghabiskan dua tangki air atau 2000 liter, kira-kira Rp 120 ribu untuk beli air. Tiap hari saya beli air dari awal Juni sampai sekarang," kata anggota DPRD Pelalawan ini, Kamis (12/9/2019).

Krisis air karena sumur di rumahnya sudah kering, begitu juga dengan warga lainnya di Kelurahan Pangkalan Lesung. Dikatakannya, satu pekan saja tidak hujan, maka sumur warga sudah kering dan harus membeli air.

"Meski ada sumur bor, juga tak ada air. Air PAM ada, tapi tidak memadai dan itupun hanya segelintir orang saja yang menikmati," ungkapnya.

Disampaikan Abdul Nasib, masyarakat Kelurahan Pangkalan Lesung sudah lama mendambakam air PAM untuk sumber air yang memadai.

"Sedangkan banyak masyarakat yang tak mampu, merek terpaksa mencari sumber air dari danau dan sungai dengan lokasi yang jauh," terangnya.

Politisi Gerindra ini meminta kepada dua perusahaan perkebunan kelapa sawit yang beroperasi Pangkalan Lesung untuk membantu air bersih masyarakat yang saat ini mengalami krisis air.

"Berharap kepada PT Musim Mas dan PT SLS membantu air bersih masyarakat. Kita juga minta pemerintah mencarikan solusinya atas persoalan air bersih ini," tandasnya, kepada GoRiau.*